SETELAH menyeberang dari Pelabuhan Balohan di Sabang, Sabtu pagi, tibalah kami di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan menuju Blangpidie melalui Meulaboh, pusat perekonomian di pantai barat Aceh yang sempat lumpuh akibat bencana tsunami sembilan tahun silam.
Kami menyusuri jalan Banda Aceh-Medan di sisi pantai barat yang sungguh menawan. Kondisi jalan yang sangat mulus kami lalui dengan pemandangan pantai barat yang merupakan perpaduan birunya langit, hijau-biru laut, serta pasir putih yang dihantam gelombang ombak.
Saat memasuki Kilometer 118 di Kabupaten Aceh Jaya, mobil harus direm mendadak. Sekawanan sapi tengah melintasi jalanan lurus dan mulus yang menggoda pengemudi untuk memacu kecepatan. Di beberapa titik lain, kami pun menemui hal yang sama, sapi-sapi dilepas pemiliknya berkeliaran di jalan raya.
Kami melihat jejak-jejak tsunami yang masih sangat jelas. Tunggul-tunggul kelapa setinggi lima sampai delapan meter masih tegak berdiri, memperlihatkan kedahsyatan tsunami yang merenggut nyawa 170.000 warga Aceh itu.
Ada harapan baru yang tumbuh. Rumah-rumah baru rapi berjajar di beberapa titik. Pantai barat semakin ramai. Pelabuhan baru sedang dibangun di Calang dan Meulaboh. Pertokoan baru bermunculan.
0 komentar:
Posting Komentar