Pemerintah Aceh mengalami kendala mendata wisatawan mancanegara (wisman) yang berlibur ke sejumlah kabupaten dan kota di provinsi ini. "Kami mengalami kendala dalam mendata masuknya wisatawan, terutama turis mancanegara karena sebagian di antara mereka tercatat di Keimigrasian Medan (Sumatera Utara)," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Adami Umar di Banda Aceh.
Sebab, menurut Adami, pintu masuk wisman ke Aceh hanya lewat Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM). Artinya, petugas hanya bisa mencatat jumlah wisman yang masuk melalui SIM.
Sementara, wisman juga diyakini banyak mengunjungi sejumlah obyek wisata andalan di Aceh seperti Pulau Banyak (Singkil) dan Simeulue itu, umumnya masuk melalui Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara.
"Jadi, sebagian besar wisman yang masuk ke Aceh itu setelah sebelumnya mereka berlibur di Sumatera Utara. Dan mereka tercatat di imigrasi Sumatera Utara," kata Adami.
Namun, dia optimistis kunjungan wisatawan ke sejumlah obyek wisata andalan di Aceh akan terus meningkat di masa-masa mendatang dengan pertimbangan situasi keamanan yang semakin kondusif di provinsi ini.
Pemerintah, lanjut Adami, telah menetapkan Visit Aceh Year 2013 sebagai salah satu upaya bersama untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu provinsi menarik dikunjungi wisatawan. "Kami menilai Visit Aceh Year 2013 itu sebagai tonggak awal sebuah komitmen pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata yang diharapkan mampu mendatangkan devisa bagi negara, dan daerah," katanya.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh akan terus berbenah diri dengan menyiapkan infrastruktur untuk menunjang sektor pariwisata di provinsi ujung paling barat Indonesia tersebut. "Kami merasakan sarana dan prasarana pendukung belum begitu baik, dan ke depan menjadi perhatian kami untuk meningkatkan," tambah Adami Umar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar