Statistik

Wisata Nikmati Kopi Di Lampineung Banda Aceh

Satu racikan sedap dan sangat diminati warga di Banda Aceh adalah campuran kopi dan susu kental manis. Bedanya dengan kopi susu biasa adalah minuman ini memiliki komposisi 3 banding 1 antara kopi dan susu. Kopinya pun haruslah kopi yang disaring dengan gaya khas barista saring, bukan menggunakan mesin kopi, apalagi espresso.

Hampir semua warung kopi di Kota Banda Aceh menyediakan menu kopi susu ala Aceh ini, namanya "sanger". Tetapi, nyaris tak ada pengunjung atau penikmat sanger di warung kopi yang tahu sejarah penamaan sanger untuk kopi susu dengan rasa nendang di lidah itu.

“Wah, saya tidak pernah tahu juga kenapa minuman ini dinamakan sanger, yang jelas ini sangat nikmat dan ada perbedaan yang sangat kentara begitu terasa di lidah,” jelas Auliya, penikmat kopi di Banda Aceh, Selasa (26/11/2013).

Menurut Auliya, dirinya mengenal minuman sanger sejak tahun 2008, ketika kembali ke Aceh, setelah sempat mengecap pendidikan di Ibu Kota Jakarta. “Nah, sejak itu saya kecanduan, tiada hari tanpa sanger,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Deddy. Mahasiswa yang menjadikan warung kopi sebagai tempat tongkrongan "wajib"-nya setiap hari ini menjadikan sanger sebagai minuman sore harinya. “Rasanya asyik, bisa dikonsumsi panas atau dingin,” kata Deddy.

Nurul, seorang mahasiswi di Banda Aceh, menyebutkan, sanger adalah racikan kopi yang menjadi pilihan bagi kaum hawa. “Biasanya kan kalau perempuan jarang minum kopi hitam. Nah, minum sanger ini tidak mengurangi cita rasa kopi yang ada,” jelas Nurul.

Pengusaha Coffee Café Solong Mini di kawasan Lampineung Banda Aceh, Sarbaini, mengatakan, minuman sanger mulai dikenal di warung kopi sejak tahun 1990. Berawal dari keinginan sejumlah mahasiswa yang berkantong tipis, tetapi ingin menikmati minuman bercita rasa tinggi.

“Dulu, mahasiswa kan uang jajannya tidak banyak, tapi terkadang mereka ingin menikmati kopi dengan racikan susu. Katanya buat menambah vitamin. Alhasil, mereka mulai berkompromi dengan pemilik warung, dan minta sama-sama mengerti bahwa mahasiswa tidak punya banyak uang, tapi sesekali ingin minum kopi pakai susu,” jelas Sarbaini.

Nah, ungkapan “sama-sama ngerti” yang disingkat menjadi “sanger” inilah yang kemudian dijadikan istilah oleh para mahasiswa yang nongkrong di warung kopi Jasa Ayah, Solong Ulee Kareng, untuk bisa menikmati kopi plus susu.

“Karena uangnya sedikit, makanya susunya juga tidak banyak, hanya seperdelapan ukuran gelas saja, lalu diberi kopi yang disaring. Nah, air kopi dari saringan yang ditarik tinggi oleh barista saring itulah yang menciptakan cita rasa khas dari sanger,” jelas pria yang dikenal sebelumnya juga menjadi barista saring di Warung Kopi Jasa Ayah Solong Ulee Kareeng, Banda Aceh.

Meski misteri sanger tak terungkap di ajang Festival Kopi Aceh yang baru saja usai, tetapi sanger tetap menjadi pilihan utama selain racikan-racikan kopi lainnya. Harganya pun kini tetap masih bisa dijangkau oleh para penikmat kopi, hanya Rp 8.000 per gelasnya.

18.29 | 0 komentar | Read More

Wisata ke Danau Kelimutu

Danau Kelimutu ini terdiridari 3 danau yang masing-masing punya warna yang berbeda-beda. Danau ini terletak di puncak Gunung kelimutu dan berada pada ketinggian 1.631 m dari permukaan laut. Danau ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.


Danau/Tiwu Kelimutu ini dibagi atas 3 bagian dan sesuai warna danau tersebut. Danau yang berwarna biru disebut “Tiwu Nuwa Muri Koo fai”, yang berwarna merah disebut “Tiwu Ata Polo”, sedangkan yang berwarna putih disebut “Tiwu Ata Mbupu”.

Pernah dikabarkan bahwa danau yang berwarna merah dapat berubah menjadi hijau tua serta merah hati, di danau yang lain yang berwarna hijau tua menjadi hijau muda, dan di danau yang lain yang asalnya coklat kehitaman menjadi biru langit.

Tapi dikabarkan pula pada 20 oktober 2009 lalu, kalau dnau 3 warna Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ini berubah menjadi satu warna, yakni yang asalnya merah, putih, dan biru. Dan hal itu cukup menggemparkan warga sekitar danau.

Setiap warna danau dan setiap perubahan warna danau Kelimutu, oleh warga sekitar selalu dianggap misteri dan tanda akan terjadinya sesuatu.

19.02 | 0 komentar | Read More

Wisata Ke gunung Bromo

Kombinasi paket wisata adventure antara Gunung Bromo dan Kawah Ijen. Obyek wisata Kawah Ijen terletak antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. Membutuhkan waktu berkendara sekitar lima jam dari Obyek Wisata Bromo. Selama perjalanan ke Kawah Ijen anda akan disuguhi berbagai keindahan alam yang menarik indah dan menyenangkan.



Berikut jadwal perjalanan Paket Wisata Bromo Kawah Ijen :

Penjemputan anda di bandara, hotel atau stasiun atau di Surabaya/Malang, menuju desa Cemoro Lawang Bromo (lama perjalanan Surabaya – Bromo Tour sekitar 3-4 jam ), berkunjung sesaat di area lumpur panas sidoarjo ( lumpur lapindo ). Dan meneruskan perjalanan serta menginap di hotel lokasi sekitar Gunung Bromo .


jam 04. 00 pagi anda dapat dijemput gunakan jeep dari hotel menuju titik pandang di puncak pananjakan 1 (View Point tertinggi di Bromo) lokasinya di pinggir kaldera Bromo untuk lihat keindahan matahari terbit ( bromo sunrise ). Sesudah menikmati sunrise, turun kembali ke lautan pasir serta dilanjutkan menuju ke kawah bromo. Puas menikmati kawah bromo dilanjutkan ke Savanah, dan Pasir Berbisik. kurang lebih jam 9. 00 wib kita kembali ke hotel, makan pagi dan bersih – bersih diri dan Chek out . Berkendara menuju Desa Sempol-Bondowoso yaitu desa paling dekat dengan obyek wisata Kawah Gunung Ijen ditempuh lebih kurang 4-5 jam perjalanan. Perjalanan menuju Kawah Ijen melalui pegunungan, perkebunan kopi serta pedesaan. Sesampai di hotel istirahat, acara bebas.

pagi hari jam 05. 00 menuju paltuding dengan durasi berkendara sekitar 45 menit , Pos Paltuding yaitu lokasi di mana start untuk mendaki ke Kawah Ijen yang membutuhkan lebih kurang 1, 5 jam untuk menuju kawah. Puas menikmati pemandangan dan panorama di Sekitar Kawah Ijen dan melihat aktivitas para penambang belerang kembali menuju pos serta bersiap pulang kembali ke Surabaya atau Pelabuhan Ketapang Banyuwangi bagi anda yang akan melanjutkan trip ke Bali. program Paket Wisata Bromo Ijen selesai.
18.25 | 0 komentar | Read More

Wisata Naik Gunung

Urusan naik gunung, sudah menjadi “makanan” wajib bagi orang yang mengaku pecinta alam. Apalagi bagi mahasiswa pecinta alam (Mapala) yan banyak terdapat di kampus, naik gunung sering dijadikan agenda rutin. Penaklukan dataran tinggi tidak hanya dilakukan pada satu objek gunung saja. Semakin banyak gunung yang didaki dan semakin tinggi puncaknya, itu menjadi kebanggaan pendaki.


Satu masalah yang pasti ditemui selama mendaki adalah perubahan suhu ekstrim. Jika di dataran rendah sering terasa panas, maka setiap tahap ketinggian tertentu, suhu menurun. Semakin menuju puncak, dinginnya tidak terelakkan apalagi kala malam hari.

Untuk mengatasi kedinginan ini, ada beberapa tips yang bisa digunakan agar tubuh tidak sampai mengalami hipotermia. Dikutip dari Media Indonesia, inilah beberapa hal yang bisa dilakukan:

Lakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Adaptasikan tubuh Anda dengan kondisi lingkungan baru di pegunungan. Setelah dirasakan tubuh mampu menyesuaikan diri, baru lakukan pendakian. Proses ini disebut pula aklimatisasi.

Jangan lupa kenakan pakaian yang mampu menahan panas tubuh Anda. Tidak cukup hanya satu jaket saja. Kalau perlu, bawalah beberapa potong pakaian hangat. Memakai jaket tebal sangat disarankan. Siapkan pula jenis yang antiair. Biasanya lapisan luarnya dibuat dari bahan polar.
Agar makin hangat saat tidur, pakailah sleeping bag. Kantong panjang untuk tidur ini mudah dilipat dan dibawa saat mendaki. Saat dipakai, mampu menambah kehangatan badan selain dengan memakai jaket tebal.

Hindari memakai pakaian dari bahan jeans.  Selain bahannya berat, jeans akan membuat Anda tambah kedinginan karena sifatnya yang bisa menyerap dingin.
Sebelum malam tiba, kumpulkan ranting kering yang sudah berjatuhan di tanah untuk membuat api unggun. Induksi panas api bisa menghangatkan tubuh Anda. Jangan lupa, matikan api kalau Anda hendak meninggalkan lokasi pembuatan api unggun.

Sambil membuat api unggun, siapkan pula tempat untuk memasak air dan membuat makanan. Minuman hangat sangat nikmat untuk disantap kala mendaki. Pilih jenis minuman yang mampu membuat hangat tubuh, seperti air jahe, susu, atau teh. Untuk makanan, siapkan makanan yang cukup memberikan energi bagi tubuh.
Sempatkan untuk melakukan peregangan tubuh selama mendaki. Ini akan membuat otot terhindar dari cedera selama mendaki. Selain itu, peregangan dapat sedikit mengusir rasa dingin.
19.44 | 0 komentar | Read More

Terbangkan Pesawat Mrek Baru

Maskapai penerbangan Singapura, Tiger Airways segera melayani rute penerbangan dari Singapura ke Bandara Internasional Lombok (BIL), di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dijadwalkan mulai 22 November 2013. 

"Mulai besok (Jumat), Tiger Airways singgahi BIL dan direncanakan akan terbang tiga kali seminggu," kata Manager Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura I BIL, Adhi Utomo, di Mataram.

Adhi berharap Tiger Airways konsisten melayani rute penerbangan Singapura-Lombok, sekaligus memperkuat rute penerbangan internasional yang sudah lebih dulu dilayani maskapai penerbangan Silk Air, setiap Kamis dan Sabtu.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi NTB, Agung Hartono mengatakan, manajemen Tiger Airways telah merampungkan berbagai perizinan agar dapat menempuh rute penerbangan langsung Singapura-Lombok.

"Semula Tiger akan layani rute penerbangan ke Lombok pada September 2013, namun manajemen Tiger Airways sempat menunggu kedatangan pesawat jenis Airbus yang dipesan dari pabriknya, dan kini segera melayani rute ke Lombok," ujarnya.

Setelah Tiger Airways, lanjut Agung, giliran Cathay Pacific yang akan menyinggahi BIL.

Saat ini, manajemen Cathay Pacific juga tengah mengurus berbagai perizinan untuk dapat menggunakan rute penerbangan langsung Hongkong-Lombok.
21.05 | 0 komentar | Read More

Makau Kunjungan Wisata Bagi Anda Yang Tak Gemar Belanja




Apakah Anda merupakan tipikal wisatawan yang tidak terlalu menikmati belanja, seperti kebanyakan turis Indonesia. Karena itulah, sudah sejak pagi itu, ia berada di kompleks reruntuhan Gereja St Paul untuk mengambil sejumlah foto.

Kompleks reruntuhan Gereja St Paul, yang merupakan sisi depan Gereja Mater Dei dan dibangun pada 1602-1640 itu, memang seolah menjadi magnet kunjungan wisatawan. Orang-orang dari sejumlah negara datang untuk menikmati keindahannya, berfoto bersama, atau sekadar menatapnya.

Manajer Humas dan Komunikasi Perwakilan Kantor Pariwisata Pemerintah Makau di Jakarta Ningsih A Chandra, mengatakan, bersama-sama dengan Senado, reruntuhan Gereja St Paul adalah tujuan wisata yang utama.

Sejak tahun 2009, kata Ningsih, para pengunjung dari Indonesia terus tercatat dalam daftar 10 besar penyumbang jumlah wisatawan ke Makau. Makau sebagai special administrative region (SAR) di bawah China, tambahnya, saat ini ingin dijadikan sebagai tujuan utama di dunia (global center of leisure).

Adapun Hongkong SAR dijadikan sebagai titik pusat penghubung untuk kegiatan bisnis dan pariwisata. Pengembangan untuk tujuan wisata di Makau tengah dilakukan pada kawasan Taipa dan Coloane.

Adapun Makau Peninsula relatif terlarang untuk pengembangan karena kawasan tersebut menjadi lokasi sejumlah peninggalan budaya. Menurut Ningsih, slogan touching moments, fascinating moments, enchanting moments, surprising moments, dan tasteful moments membungkus kampanye promosi pengembangan industri pariwisata di Makau.
18.59 | 0 komentar | Read More

Pesona Alam Di Indonesia

Indonesia Tengah dan Timur menyajikan pesona alam yang indah, alami, nan eksotis. Terlepas dari bisingnya  lalu lintas perkotaan, terlepas dari penatnya tekanan pekerjaan, dan terlepas dari aroma atmosfer yang tercemar. Benar-benar merupakan salah satu cipratan syurgawi yang diberikan pada dunia.

Jika pembaca sekalian menginginkan ketenangan dalam menikmati keindahan dari yang Maha Kuasa, maka tempat-tempat wisata di PulauLombok merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat direkomendasikan.

Sekitar bulan Februari 2012 lalu, bertepatan dengan liburan pasca UAS, saya dan beberapa teman sekelas di kampus pergi berbackpacker ke Bali. Kami pergi ke sana dari Jogja dengan menggunakan Kereta Sri Tanjung, dilanjutkan dengan feri penyebrangan, bus kota, dan tibalah kami di Bali. Ongkos yang dikeluarkan pun tergolong murah, hanya sekitar 66 ribu untuk mencapai Ubung, Bali. Namun kali ini saya hanya akan menceritakan kisah perjalanan saya di Pulau Lombok. Cerita punya cerita, ketiga teman saya memutuskan untuk pulang setelah lima hari kami berombang-ambing di Bali. Sedang saya memutuskan untuk melanjutkan wisata ke Pulau Lombok.

Hari pertama wisata di Pulau Lombok diawali dengan mengunjungi PuncakPusuk,
sebuah puncak perbukitan di wilayah Lombok Barat yang sejuk dengan pepohonan yang cukup lebat seperti hutan belantara.

Di sepanjang jalan di Pusuk juga terdapat monyet-monyet yang berkeliaran dengan bebas dan pengunjung dapat memberi makan mereka dengan kacang yang dapat dibeli di penjual setempat.

Monyet-monyet di wilayah Pusuk ini berkeliaran dengan bebasnya dan berinteraksi cukup dekat dengan pengunjung, berbeda dengan monyet-monyet yang dapat kita temui di wilayah Kali Urang yang rata-rata hanya dapat kita lihat dari kejauhan karena kebanyakan dari monyet-monyet itu selalu di atas pohon. Pengunjung harus hati-hati karena beberapa monyet di Pusuk karena mereka cenderung agresif dalam meminta makanan, bahkan saat itu botol mizone yang dibeli oleh sepupu saya diambil, dibuka, dan diminum oleh salah satu monyet tersebut.

Sejalur dengan Pusuk, saya melanjutkan perjalanan ke arah utara, menuju Gili Trawangan, sebuah pulau kecil di wilayah Lombok Tengah yang sudah terkenal hingga mendunia. Gili Trawangan ini adalah salah satu dari Tiga Gili (Three Gilis) di lombok Tengah, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

Di sepanjang perjalanan, sepupu saya menceritakan legenda-legenda setempat. Konon katanya, di malam hari jika mengendarai motor sendiri di daerah Pusuk, terkadang jika apes maka kita dapat diperlihatan penampakan ular putih berkepala manusia. Dan jika melihatnya, maka jangan sekali-kali menatapnya.

Di sepanjang jalan itu saya juga meilhat arca-arca sebagai tempat persembahan umat Hindhu. Pulau Lombok, menurut saya adalah sebuah pulau dimana toleransi beragamanya cukup tinggi, terutama antara umat muslim dan umat Hindhu yang berasal dari Bali. Terdapat banyak Masjid besar di tepian jalan yang kami lalui, namun juga terdapat pura-pura kecil untuk permohonan keamanan.

Gili Trawangan, sebuah pulau kecil yang indah seperti gambaran pantai-pantai di alam imaji. Pasir putih bersih, langit biru yang cerah, air laut yang jernih semakin jauh semakin membiru menua, perahu nelayan yang dilabuhkandi tepian pantai, serta wisatawan yang asik berenang dan melakukan snorkeling. Karena keadaan alamnya yang masih alami, air lautnya pun sangat jernih dan hanya dengan berbekal peralatan snorkeling yang sederhana, kita dapat melihat terumbu-terumbu karang.

Karena letaknya tidak terlalu jauh dari bibir pantai, hanya dengan berenang sebentar saja kita sudah dapat menikmati indahnya ekosistem bawah air. Kita juga dapat melihat ikan-ikan kecil berwarna cerah yang berenang kesana kemari dengan cepatnya. Jika pembaca sekalian memiliki banyak waktu, menginaplah satu atau dua malam di Gili Trawangan ini. Pada malam hari, sering terdapat kunang-kunang yang memperindah suasanan malam. Di pagi hari, terkadang kita dapat menemukan menemukan ubur-ubur yang terseret ke pinggiran pantai.

Yang paling spesial dari pulau ini adalah tidak adanya kendaraan bermotor. Pengunjung menggunakan cidomo, semacam andong atau delman yang menggunakan ban mobil, atau dapat juga dengan menyewa sepeda. Benar-benar suasana yang alami.

Gili Trawangan ini tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil. Pulau ini dapat dikelilingi dengan menggunakan Cidomo atau Bersepeda. Saya sendiri mencoba bersepeda untuk mengelilingi Gili Trawangan dan ternyata cukup melelahkan. Di sepanjang jalan yang mengelilingi pulau, kita dapat melihat hotel-hotel, pub, atau bar yang didesain dengan unik dan artistik. Di sepanjang jalan, di beberapa tempat yang belum terjamah oleh para developer perhotelan, kita dapat menemui kesunyian dan keindahan pantai yang masih murni dari jamahan manusia.

Puas bermain di Gili Trawangan, saya dan sepupu melanjutkan perjalanan ke Pantai Malimbu. Sebuah pantai di kawasan Lombok Barat dengan tebing-tebing tinggi.

Di puncak Malimbu, jalanan bersampingan langsung dengan tebing itu hanya dibatasi pagar kecil,  membuat kita dapat melihat pemandangan laut biru nan eksotis di bawah. Biasanya di malam hari, Malimbu dipenuhi oleh orang-orang yang bersantai melihat pemandangan laut malam sembari memakan jagung bakar. Saya sendiri sempat mencobanya, dan benar-benar maknyus. Perpaduan antara angin dingin dan hangatnya jagung bakar membuat langit malam semakin berkilau.

Setelah berfoto-foto di Puncak Malimbu, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Kerandangan. Pantai yang menurut saya yang pecinta pasir putih ini, biasa saja karena warna pasirnya coklat kehitaman. Namun pantai tersebut layak untuk dikunjungi karena wisata kulinernya. Disana kami menyantap sate Bulaya, sate yang terbuat campuran dari daging ayam dan ikan yang ditaburi bumbu kacang.

Yang khas dari kuliner di lombok ini adalah hampir selalu menggunakan perasan jeruk limau untuk memepersedap rasa, misalnya saja pada bumbu Ayam Taliwang, Beberuk (sejenis lalapan), maupun pada sambal-sambalnya. Awalnya saya menyangka sate ini berasal dari daging buaya, maka dari itu sate dinamai Sate Bulaya. Namun ternyata Bulaya adalah nama lontong yang disantap bersama sate ini. Terbuat dari beras, Bulaya ini hapir sama dengan lontong pada umumnya, namun dibungkus dengan menggunakan daun lontar.

Yang membuat suasana semakin asri adalah tempat makan yang dikemas menyerupai gubuk-gubuk kecil di tengah sawah. Hanya saja konsepnya adalah lesehan gubug beratap rendah di pinggir pantai. Konon katanya, di pantai ini, terdapat sebuah palung yang dapat menarik mereka yang tidak berhati-hati.
Setelah puas mengunjungi tempat-tempat tersebut, yakni Puncak Pusuk, Gili Trawangan, Puncak Malimbu, dan Pantai Kerandangan, saya pun pulang ke rumah saudara untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
21.22 | 0 komentar | Read More