Statistik

Turis Lebih Suka Perjalanan Yang Hemat




Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia cenderung memilih penerbangan hemat, namun lebih memilih mengalokasikan anggaran pada hotel bintang empat atau di atasnya. Indonesia menjadi destinasi favorit dengan pengunjung dari Malaysia (22 persen), Singapura (21 persen), dan Australia (20 persen).




Para wisman beralasan mengunjungi Indonesia karena "good value for money" (48 persen) dan sesuai dengan anggaran biaya (41 persen). Selain itu, cuaca bagus dan pemandangan alam yang indah juga jadi alasan.

"Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Inilah yang menyebabkan Visa melakukan Travel Intentions Study sejak 2006 sebagai kontribusi Visa dalam membantu mengumpulkan informasi yang bermanfaat bagi industri pariwisata," kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Ellyana Fuad di kantornya.

Dalam survei tersebut, wisman dengan pengeluaran tertinggi saat berkunjung ke Indonesia adalah wisman asal Australia dengan 4.118 dollar AS, disusul Malaysia 1.145 dollar AS, dan Singapura dengan 618 dollar AS. Adapun pengeluaran tersebut paling banyak digunakan di sektor ritel dengan 30 persen.


Ellyana menyatakan, di tahun 2012 sektor pariwisata Indonesia berkontribusi sebesar 5 persen terhadap PDB nasional dan memberi lapangan kerja bagi lebih dari 8 juta orang.

Dia berkomitmen memakai hasil survei ini untuk membantu pemerintah dan pelaku pariwisata dalam negeri untuk memahami berbagai dinamika dan pertumbuhan sektor pariwisata.

Survei Visa bertajuk Global Travel Intentions Study 2013 melibatkan 12.631 responden dari 25 negara. Para responden pernah melakukan perjalanan ke Indonesia sebelumnya dan berusia 18 tahun ke atas.
18.07 | 0 komentar | Read More

Potensi Wisata Syariah Muslim


 Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia berpeluang meningkatkan potensi pendapatan dari wisata syariah muslim, baik dari masyarakat lokal maupun global.

"Potensinya besar dan berbagai upaya sedang dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal dari wisata syariah muslim tersebut," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar di sela-sela World Islamic Tourism Mart ke-7 di Kuala Lumpur.

Dari segi potensi, kata dia, sangat besar karena penduduk muslim dunia mencapai 1,6 miliar atau setara dengan 25 persen dari penduduk dunia.

Potensinya tidak saja di negara yang penduduknya mayoritas muslim, tapi juga ke negara berkembang ataupun negara maju yang juga memiliki warga yang beragama Islam.

"Pasarnya sangat terbuka termasuk di Eropa seperti Belanda ataupun Perancis dan sejumlah negara berkembang yang meskipun warga muslimnya terbilang minoritas tapi mereka juga berminat untuk melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki peninggalan agama Islam," kata Sapta.

Sedangkan di pasar lokal juga tinggi, dengan penduduk mayoritas muslim menjadikan peluang wisata syariah muslim itu sesuatu yang sangat penting.

Menurut Sapta, persiapan tidak hanya dengan melakukan promosi, tapi juga perlu diperkuat dengan perbaikan sarana dan prasana infrastruktur, peraturan serta mempersiapan destinasi dengan baik. Tentunya, semua itu agar masyarakat muslim ataupun juga yang non Islam tertarik untuk mengunjungi wisata syariah muslim di Tanah Air.


Sementara itu, dalam meraih peluang yang lebih besar dari wisata syariah muslim ini maka perlu pula ditingkatkan bentuk pelayanan. Seperti halnya di hotel-hotel agar menyediakan perlengkapan sholat seperti sajadah, sarung dan mukena, jadual sholat, mushola ataupun tempat/restoran makanan halal.

Saat ini, lanjut Sapta, wisata syariah muslim masih terfokus pada mengunjungi masjid dan makam para wali yang biasa disebut dengan wisata religius.

Padahal wisata bagi umat muslim tidak hanya untuk tempat-tempat religius seperti masjid dan makam, tapi melihat keindahan alam dan mendapatkan layanan yang baik di hotel, restoran halal dimana saja mereka berkunjung. "Bahkan mereka juga menginginkan spa untuk muslim serta produk-produk kecantikan yang halal," kata Sapta.

Tentunya, menurut Sapta, dengan dilatarbelakangi spirit sesama ASEAN, dapat bekerja sama dengan Malaysia yang telah melakukan penetrasi yang baik untuk pasar wisata syariah muslim. "Dengan spirit sesama ASEAN tentulah kerja sama dengan Malaysia akan baik," kata Sapta.

18.17 | 0 komentar | Read More

Pulau Santan Yang Indah




SANTAN pekat dari puluhan butir kelapa bercampur bumbu dimasak dalam satu kuali. Harumnya terkembang ke udara menjanjikan kelezatan. Inilah cita rasa warisan negeri nyiur melambai.

Mak Yuniar (60) sejak pagi hari sibuk memasak singgang ikan bilih di pekarangan rumahnya di Nagari Sumpur, di tepian Danau Singkarak, Sumatera Barat. Di atas tungku dari batu bersusun dengan arang batok kelapa sebagai bahan bakarnya, bertengger kuali besar berisi santan kental. Pucuk daun ubi kayu, cabe rawit, bawang, asam, dan daun kunyit ikut tenggelam di dalamnya.

Sejurus kemudian, Yuniar menuang ikan-ikan bilih dari Singkarak, danau yang berjarak hanya sepelemparan batu dari rumahnya. Ikan bilih ”berenang-renang” dalam gelegak santan yang menyatukan semua cita rasa menu singgang. Harum santan yang terjerang di atas tungku berjam-jam itu melayang ke udara dan menggedor indera pencecap kelezatan.

Untuk menyajikan singgang dengan 2 liter ikan bilih dan 15 ikat daun pucuk ubi itu, Yuniar memeras santan dari 30 butir kelapa.

Penggunaan santan dalam hidangan ini memang tidak main-main. ”Kalau kelapanya sedikit, masakan tak sedap. Nanti dikira pelit pula oleh tetangga, ha-ha-ha,” ujar Yuniar, yang keahliannya memasak singgang diakui warga di kampung itu. Setiap kali ada acara adat atau kenduri, Yuniar didaulat membuat singgang.

Ini makanan istimewa. Jarang didapati di rumah-rumah makan minang yang tersebar di hampir setiap kelokan jalan. Kita hanya bisa menemukannya di acara-acara kenduri atau pertemuan adat. Siang itu, Yuniar memasak singgang untuk sajian makan bersama di acara pertemuan adat Nagari Sumpur yang membicarakan rencana restorasi lima rumah gadang yang terbakar.

Singgang hanya satu dari seabrek kuliner Minangkabau yang tidak basa-basi dalam menggunakan santan. Jika memasak rendang, Yuniar menggunakan santan dari 4-10 butir kelapa untuk setiap kilogram daging sapi yang dimasak. Itu sebabnya, memasak makanan untuk sebuah perhelatan adat bisa menghabiskan ratusan kelapa. Apalagi menu yang dimasak bukan hanya rendang dan singgang, melainkan makanan bersantan lainnya, mulai dari gulai hingga makanan penutup, seperti lapet dan bika.

Nyiur melambai

Kelapa, si tanaman pencinta matahari, sejak lama menjadi bagian Nusantara. Pustaka Sansekerta menyebutkan, kelapa telah dikenal di India sedari awal tahun Masehi. Pada kurun yang sama, diduga kelapa juga telah dikenal di Kepulauan Melayu, demikian mengutip tulisan San Afri Awang dalam buku Kelapa, Kajian Sosial Ekonomi (1991).

Salah satu surga kelapa adalah Tanah Sumatera. Dalam perjalanan tahun 1292 hingga 1293, penjelajah Marcopolo terkesima melihat betapa banyaknya pohon kelapa di Sumatera. Kelapa tumbuh mulai di pantai sampai dataran tinggi berbukit.

Kelapa yang tumbuh di Nusantara lantas diincar penguasa kolonial. Namun, baru tahun 1883, kelapa diumumkan sebagai produk ekspor. Kejayaan kelapa Nusantara berlangsung panjang. Sebelum Perang Dunia II, Indonesia pernah menjadi produsen kelapa nomor satu di dunia (San Afri Awang, 1991).

Rezeki perkebunan kelapa masih bisa dirasakan banyak orang Sumatera, termasuk Minang, hingga sekarang. Tengoklah Kabupaten Padang Pariaman. Di daerah pantai itu, pohon kelapa tumbuh subur hampir di setiap pekarangan rumah. Menurut catatan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, kawasan itu menghasilkan 36.734 ton kelapa tahun 2011.

Karena kelapa banyak tumbuh di tanah Minang, masakan di sana pun banyak yang bersantan. Hal ini amat logis sebab lingkungan sangat memengaruhi corak makanan, tradisi makan, dan tradisi masak suatu masyarakat.

Mari kita lihat. Kebutuhan santan yang banyak menciptakan rantai produksi santan yang khas dan efisien, mulai dari memetik, mengupas, memarut, hingga memeras santan. Jika di Jawa kelapa dipetik manusia, di Tanah Minang kelapa dipetik beruk yang lebih cekatan memanjat dan merontokkan kelapa tua. ”Di sini (Minang) hampir tidak ada manusia yang memanjat kelapa. Pekerjaan itu untuk beruk saja,” ujar Isal (33), warga Padang Pariaman.

Kelapa yang dipetik beruk kemudian dikupas sabutnya dengan semacam patok besi tajam yang ditanam di tanah. Lihatlah bagaimana Abu Kasal (58), pengupas kelapa asal Padang Pariaman, mengupas kelapa. Ia menghunjamkan kelapa ke besi tajam itu dan menarik sabutnya. Dua-tiga kali hunjaman dan tarikan yang ia lakukan sudah cukup untuk melepaskan sabut dari batok kelapa. Tidak heran jika setiap hari ia bisa mengupas 2.000 butir kelapa. Kalau dia mengupas dengan pisau atau golok, berapa hari dia perlukan untuk mengupas kelapa sebanyak itu?

Untuk menghasilkan serbuk kelapa, orang Minang menggunakan alat kukur. Alat ini lebih cepat menghasilkan serbuk dibandingkan dengan parutan yang biasa digunakan di Jawa. Mereka juga menciptakan alat pemeras santan yang disebut kacik. Bentuknya mirip pelana dengan dua kayu penjepit.

Buntalan serbuk kelapa diselipkan di antara kayu penjepit. Orang Minang tinggal mendudukinya dan santan pun keluar dengan derasnya. Cara memeras seperti ini cepat dan tidak membuat tangan lecet-lecet.

Rantai bisnis

Rantai bisnis kelapa di Minangkabau pun memperlihatkan corak yang khas. Perkebunan kelapa umumnya dimiliki rakyat. Kelapanya dipetik beruk-beruk milik tukang ojek beruk. Setiap butir kelapa yang dipetik beruk, pemilik kebun harus membayar Rp 150 kepada tukang ojek beruk. Dari tukang ojek beruk, kelapa diserahkan kepada tukang kupas kelapa. Pemilik kebun membayar lagi Rp 150 per butir kelapa yang dikupas tukang kupas.

Dari tangan tukang kupas, kelapa beralih ke pengepul kelapa yang setiap hari keliling kampung dengan mobil bak terbuka. Pengepul seperti Noval (28) yang tinggal di Nagari Ketaping, Korong Pauh, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, bisa mengepul 6.000 kelapa per hari.

Sebutir kelapa yang telah dikupas ia beli Rp 1.600. Setiap hari ia menjual 2.000 butir kelapa ke pasar dan rumah makan. Sebutir kelapa ia hargai Rp 2.000-Rp 2.500. Sisa kelapa ia pasok ke pabrik santan kemasan.

Usaha itu ia warisi dari ayahnya sejak 10 tahun lalu. Dia pun berjualan santan di Pasar Lubuk Buaya, Padang. Sehari, 300 butir kelapa diolah menjadi 100 kilogram santan yang dihargai Rp 12.000 per kilogram.

Kucuran santan itu nantinya bertemu ragam bumbu dan bahan lain dalam kuali. Mungkin santan itu mengalir juga ke singgang buatan Yuniar yang sudah tanak. Daun singkong dan ikan bilih yang dimasak dengan santan kental dari puluhan kelapa itu amat lembut di lidah, gurih, dan kaya rasa bumbu.
17.48 | 0 komentar | Read More

Nikmati keindahan Air terjun Di ACEH











Jalur Pantai Barat Aceh dari Banda Aceh hingga Calang, Aceh Jaya, tak hanya menyuguhkan pemandangan pantai nan aduhai. Di jalur ini juga terdapat air terjun.


Namanya Air Terjun Suhom. Letaknya di daerah Suhom Krueng Kala Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.

Air terjun setinggi 50-an meter itu ramai dikunjungi warga, terutama wara Banda Aceh pada akhir pekan. Letaknya sekitar 2,5 km dari jalur utama, Jalan Banda Aceh-Meulaboh.

Air di air terjun ini sangat jernih dan sejuk. Batu-batuan yang sangat besar yang terguyur air di sekitar lokasi menambah keindahan alam di sekitar air terjun ini.

Menurut Mardi, warga dan pedagang di sekitar air terjun, pada akhir pekan jumlah pengjung sekitar 500 orang. "Kalau hari raya bisa ribuan. Kebanyakan dari Banda (Aceh)," katanya.

Karena debit airnya yang cukup banyak, sebuah perusahaan multinasional membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di air terjun ini. Listrik yang dihasilkan disalurkan ke rumah warga. 
18.24 | 0 komentar | Read More

Bawah Laut Kolaka

 Indonesia memang dikenal sebagai negara maritim terbesar di dunia. Maka dari itu berbicara masalah kekayaan alam bawah laut tidak ada habisnya. Tidak ada pihak mana pun yang meragukan keanekaragaman bawah laut Nusantara ini.

Namun hingga saat ini masih banyak tempat yang belum tersentuh. Contohnya di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ternyata selain kaya akan sumber daya alam, seperti hasil bumi dan mineral, kota Wonua Sorume ini juga menyimpan kekayaan alam bawah laut. Misalnya di kawasan wisata Tanjung Kajuangin. Ternyata tempat ini selain menawarkan wisata pesisir pantai, juga memiliki alam bawah laut yang eksotis.

Berdasarkan informasi dari salah satu Komunitas di Kolaka, untuk di kawasan Kajuangin terdapat tiga spot yang tentunya tidak kalah dengan keindahan alam bawah laut Bunaken yang di Manado dan Wakatobi. Sekalipun dua tempat tersebut telah lebih dulu mendunia.

Justru saat ini alam bawah laut Kajuangin masih jarang tersentuh oleh wisatawan, yang tentunya membuat surga bawah laut ini lebih alami dan perawan. Padahal di tempat itu menawarkan surga bawah laut yang patut diperhitungkan.

Namun sayang keindahan yang ada tidak sebanding dengan perhatian dari pihak terkait. “Di kawasan Kajuangin itu ada tiga titik atau spot penyelaman dan kelebihannya dekat dengan pesisir, tapi sayang koral yang ada itu kelihatan banyak yang rusak. Ada beberapa penyebab, misalnya bom ikan dan terkena jangkar perahu/kapal nelayan. Namun itu tidak mengurangi kecantikan koral yang lain, karena memang banyak koral yang cantik. Terlebih lagi biota laut, mulai dari berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya,” kata Arsyi Pamma, penikmat diving di Kolaka, Sabtu (31/8/2013).

Dia menambahkan dengan peningkatan kunjungan wisatawan di Tanjung Kajuangin maka secara tidak langsung mengurangi aktifitas yang berdampak pada kerusakan koral. “Itu tidak cukup, kalau boleh usul pihak terkait lebih gesit lagi merawat koral di situ. Ini modal utama kita semua untuk mengangkat wisata alam bawah laut Kolaka. Berbicara masalah keindahan saya garansi, kita tidak kalah dengan tempat wisata alam bawah laut lainnya di Indonesia bahkan di dunia,” katanya.

Lebih jauh Arsyi menggambarkan keindahan alam bawah laut Kolaka yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain tiga spot penyelaman yang telah ada di kawasan wisata Tanjung Kajuangin, ternyata masih ada tempat lain lagi. Katanya untuk wilayah Pulau Padamarang dan sekitarnya terdapat lima spot yang tidak kalah indahnya.

Terlebih lagi ada satu spot yang lebih dikenal oleh para penikmat diving dengan sebutan kota Tokyo. Di spot yang dimaksud aneka ragam koral dengan berbagai warna yang bercahaya layaknya kita berkunjung ke Tokyo yang dikenal dengan gemerlap kotanya di malam hari.

"Pulau Padamarang ada lima spot di tempat itu juga lebih banyak lagi koral dan jenis spesies yang bisa kita jumpai. Visibility masih sangat baik sehingga ketika kita menyelam bisa lebih indah menikamati keindahan koral yang ada. Maka dari itu tidak ada alasan lagi untuk tidak menikmati alam, bawah laut Kolaka. Sekarang apakah kita mau membiarkan potensi yang begitu besar atau secara bersama-sama memanfaatkan agar Kolaka bisa dikenal lagi lewat surga bawah lautnya,” tegas Arsyi.

Diyakini selain spot penyelaman yang terdeteksi di kawasan Tanjung Kajuangin dan Pulau Padamarang, masih banyak lagi spot penyelaman yang menarik dan indah di perairan Kolaka.

Kini tergantung niat dan kemauan seluruh pihak, baik itu dari masyarakat, pihak terkait dan para nelayan lokal untuk lebih memperhatikan alam bawah laut Kolaka. Diharapkan juga pihak Dinas Pariwisata sesegera mungkin melirik alam bawah laut Kolaka untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kolaka.
22.03 | 0 komentar | Read More

Mari Wisata Ke Negeri Dongen

ALAM khayal dan dunia nyata berbeda tipis di Disneyland. Realitas yang dilihat orang di layar lebar mewujud di depan mata pengunjung. Orang bisa bertualang bersama Indiana Jones, terbang ke galaksi ”Star Wars”, atau ikut balap mobil dalam film ”Cars”.


Terik matahari menyengat kulit pada awal Agustus lalu di Disneyland, Anaheim, California, Amerika Serikat. Di tengah hari panas itu terdengar berulang-ulang lagu ”When You Wish upon a Star”. Lagu yang pertama kali muncul dalam film Pinocchio, produksi Disney, itu memang selaras dengan keberadaan Disneyland: yaitu taman hiburan yang mengajak orang mewujudkan mimpi. Simak syairnya:

When you wish upon a star

Makes no difference who you are

Anything your heart desires

Will come to you...

Walt Disney memang membangun Disneyland pada 1955, dan kemudian Disney California pada 2001, untuk siapa saja yang ingin mencecap impian. ”Segala impian kita bisa terwujud kalau kita berani mencarinya,” kata Walt Disney (1901-1966).

Dan lihatlah bagaimana orang mencari, dan mungkin menemukan, impian mereka di Cars Land di Disney California yang letaknya persis di depan Disneyland. Di Cars Land orang bisa bertualang ke negeri seperti dalam film Cars produksi Pixar Animation Studio. (Pixar sejak 2006 diakuisisi The Walt Disney Company).

Kita diajak jalan-jalan ke Radiator Springs, kota dalam film Cars. Penikmat film tersebut mungkin akan lebih menghayati apa yang mereka lihat di Cars Land. Namun, percayalah, taman seluas 4,5 hektar ini bukan hanya untuk penonton film Cars. Cobalah misalnya ikut Radiator Springs Racers, dan kita diajak merasakan sensasi adu balap yang memacu adrenalin. Pengunjung naik mobil sedan kap terbuka yang memuat enam penumpang. Mobil tanpa ban itu berjalan di atas rel tunggal.

KOMPAS/FRANS SARTONO Parade Tokoh Fiksi di Disney California.
Total durasi hiburan ini sekitar 5 menit, tetapi saat yang paling menegangkan sebenarnya hanya 40 detik. Dan itu adalah saat kita mengikuti racing di ajang Radiator Springs Racers. Mobil melaju kencang melewati jalan berkelok, menikung tajam, mendaki, dan menurun. Benar-benar bikin hati kebat-kebit, waswas, tapi puas.
Indiana Jones

Lain pula dengan sensasi dalam wahana Indiana Jones Adventure. Pendekatan fasilitas ini sama saja, yaitu membawa orang ke alam seperti yang mereka lihat dalam film Indiana Jones garapan Steven Spielberg yang dibintangi Harrison Ford.

Pertama kita diajak masuk ke Temple of the Forbidden Eye. Kita sudah merasakan bau alam petualangan Indiana Jones: hutan rimbun dengan keciap burung, nyanyian serangga, dan sesekali kepak burung. Kemudian kita memasuki lorong kuil remang-remang. Atap lorong disangga bambu. Tentu itu tiang sangga artifisial.

Pada salah satu dinding lorong itu terpasang papan pengumuman, ”Jangan ganggu kelelawar”. Papan peringatan itu justru menghadirkan rasa wingit goa karena seakan-akan goa itu dihuni kelelawar.

Lorong kuil yang menyerupai goa itu sekaligus menjadi jalur antrean sebelum kita menaiki mobil tua Indiana Jones. Dan itulah petualangan yang sesungguhnya. Mobil akan meluncur ke lorong-lorong gelap dalam kuil yang dijamah Indiana Jones dalam sekuel Indiana Jones and the Raiders of the Lost Ark (1981).

Dalam keremangan kuil tampak tengkorak dan tulang-tulang berserakan. Kejutan demi kejutan menghadang. Misalnya, tiba-tiba Indiana Jones meluncur turun dengan tali dari lubang goa lalu berhenti persis di atas kita. Ada pengunjung yang menjerit kaget, sebelum kemudian tertawa ketika melihat sang arkeolog itu bergelantungan dan senyum-senyum tipis khas Indiana Jones. Arkeolog itu hadir lengkap dengan topi dan cambuk di pinggang. Ia adalah sosok mekanik, bisa bergerak, mesem-mesem, terbuat dari bahan serupa lateks.

Kejutan lain adalah batu menggelinding yang di dalam film siap menggilas tubuh sang arkeolog. Dan ini yang membuat orang menjerit adalah penampakan ular yang seperti hendak mematuk pengunjung.

Imajinasi tanpa batas

Kita juga bisa masuk ke dunia bajak laut seperti dalam film Pirates of the Caribbean. Kita diajak naik perahu menyusuri perairan remang-remang dan berjumpa dengan Kapten Jack Sparrow yang dalam film diperankan Johnny Depp. Ia tengah mabuk duduk di kursi goyang di goa penuh harta karun. Namun, hati-hati, ada tembakan senapan dan meriam dari para bajak laut.

KOMPAS/FRANS SARTONO Patung Walt Disney menggandeng Mickey Mouse dengan latar belakang Kastil Sleeping Beauty di Disneyland, Anaheim, California, Amerika Serikat.
Penggemar film Star Wars juga diajak naik pesawat Starspeeder yang dikemudikan oleh robot C3Po (dibaca Three-Pi-O). Di depan kita terbentang galaksi dalam film Star Wars yang tampak nyata lewat teknologi citra digital tiga dimensi high-definition. Dengan tempat duduk yang dikoordinasikan dengan gerak pesawat, pengunjung benar-benar diajak terbang, melewati celah-celah bukit sempit.

Kita diajak mengunjungi tempat-tempat dalam legenda Star Wars seperti planet Hoth, Kashyyyk, Tatooine, Coruscant, Naboo, dan Death Star. Pesawat mencebur ke laut dan mendarat di dasarnya, lalu diserang binatang.

Disney merancang Disneyland dan taman lanjutannya Disney California sebagai taman bagi keluarga tempat orangtua dan anak-anak bisa bergembira bersama-sama. Disney tidak habis-habisnya mengajak orang mengembara di jagat fantasi. Thomas O Staggs, Chairman Walt Disney Parks and Resorts di Anaheim, California, mengatakan, Disney akan terus membuka fasilitas baru, memberikan impian baru. Ia mengutip ucapan Walt Disney.
18.12 | 0 komentar | Read More

Wisata tanpa Anda Moment Foto Kurang Asyik



Bidikan kamera, mainkan zoom lensa, tahan napas sesaat, dan klik! Itu semua demi sebuah satu detik peristiwa yang terekam saat di perjalanan. "Foto itu bukan cuma indah tapi harus ada rasanya," kata Safir Makki, fotografer traveling senior.



Safir Makki sudah berkali–kali sengaja melakukan perjalanan ke beberapa negara sambil merekam peristiwa dan tempat dalam lensa kamera foto. Terakhir, Safir meluncurkan buku bertajuk “Juville Evolvere” atau dalam bahasa Indonesia “Evolusi Kaum Muda”. Buku ini adalah oleh–oleh yang dibawa pulang ke tanah air dari perjalanannya menyusuri tanah kaum Mullah, Iran.

Safir Makki mengakui, selain membuat perjalanan menjadi lebih asyik, hobi fotografi memberikan perspektif lain memahami tempat tujuan. Safir mengungkapkan, “Kita harus melakukan komunikasi yang baik. Di situ pentingnya mencairkan suasana agar kehadiran kita diterima dengan baik”.
Sebelum memotret, Safir mengingatkan agar riset terlebih dahulu sebelum berangkat. Hasil riset akan menambah wawasan dan pengetahuan seputar pilihan objek foto. "Mengambil gambar akan lebih terasa untuk menghasilkan angle (sisi obyek) foto yang bagus," katanya. Setidaknya ada 3 macam obyek foto perjalanan, landscape atau pemandangan baik kota maupun alam, icon atau simbol wilayah atau negara, terakhir adalah people atau masyarakat setempat yang terkait dengan budaya dan kebiasaanya.
 Safir menjelaskan untuk menghasilkan hasil foto perjalanan yang bagus, hal penting adalah mencari angle atau sisi objek foto. “Cari sisi lain dari satu objek. Sisi kehidupan lain dari objek yang dibidik” kata Safir.

Dalam membawa alat atau perlengkapan kamera, Safir Makki menekankan agar membawa dengan cara yang simpel, mudah, dan ringan. "Kamera DSLR, tipe dan merk apa pun, akan jauh lebih memuaskan," ujarnya.

Safir menambahkan jangan sampai gadget dan perlengkapan elektronik lainnya menggangu konsentrasi keasyikan memotret. "Cukup dengan satu lensa kamera yang bisa tele (jarak dekat) dan bisa wide zoom (jarak jauh). Itu juga secukupnya," ujarnya.
Menurut Safir, foto perjalanan tidak memerlukan peralatan yang ribet dan banyak, seperti tripod dan berbagai macam lensa lainnya. "Kalau berat akan membuat badan capek," katanya.
Safir menambahkan, "Yang penting alat yang kita bawa adalah alat yang kita kuasai penggunaannya".
Membawa kamera ke tempat asing saat liburan perjalanan jangan terlalu mencolok hingga menjadi pusat perhatian. "Kamera itu bisa jadi provokasi. Kalau sampai menakutkan akan menyulitkan kita membaur dan diterima dengan baik oleh masyarakat lokal. Cukup bawa dengan tas biasa," katanya.
Persiapan tambahan diperlukan bila liburan ke wilayah atau negara yang cuacanya ekstrim. Misalnya cuaca pegunungan yang dingin akan membuat lensa berembun, bahkan bisa membuat kamera beku. Kata Safir, “Harus bisa menjaga suhu kamera agar stabil”.

Safir Makki memberikan tips utama dalam hobi foto perjalanan adalah meningkatkan keahlian kamera dan ketajaman rasa dalam mengambil gambar. "Semua akan terasah dalam setiap pengalaman perjalanan," tambah Safir Makki.
18.02 | 0 komentar | Read More