Bihun, tauge dan potongan kol dicampur di dalam mangkuk, kemudian disusul jeroan sapi dan suwiran daging ayam. Sesendok bumbu tauco diceploskan di atas bahan-bahan itu kemudan diguyur kuah tauco hangat. Paduan itu diakhiri dengan menaburkan usus kering dan daun bawang. Soto tauto pun siap disantap.
Mencicipi kuliner khas Pekalongan, Jawa Tengah tersebut saat tengah menyusuri jalur Pantura akhir Juli 2013, tepatnya di Warung Tauto Bang Doel, Jalan Sutomo.
Latifa, anak pemilik warung yang telah lebih dari 20 tahun berjualan di kawasan itu menuturkan, soto tauto adalah kuliner khas kota Pekalongan, Jawa Tengah. Bumbu andalannya tidak lain adalah tauco, baik yang dituangkan secara terpisah atau yang dicampurkan ke dalam kuah hangatnya.
"Kuahnya ada dua, ada ayam ada daging sapi. Kalau ayam, isinya kaldu saja, tapi kalau daging sapi sekaligus ada tauconya. Tapi dua-duanya tetap dikasih bumbu tauconya sejak awal," ujar Latifa.
Soto tauto yang dijualnya dibagi menjadi dua pilihan padanan, yakni dicampur dengan nasi atau dipisah. Untuk satu porsi soto tauto campur, dihargai Rp 13.000 sementara soto tauto dengan nasi terpisah dihargai Rp 16.000.
Latifa mengatakan, resep keluarga yang diturunkan oleh ayahnya tersebut cukup dikenal warga Pekalongan dan kota-kota di sekitarnya. Tak terhitung berapa mangkuk yang dibuat per hari. Yang jelas satu hari, warungnya bisa menghabiskan satu setengah kuintal daging ayam dan satu kuintal daging sapi.
Nah, kebetulan warung milik Bang Doel serta beberapa warung soto tauto lainnya berada tepat di jalur mudik arah Semarang. Tak ada salahnya jika para pemudik melipirkan kendaraannya untuk menikmati gurihnya soto khas Pekalongan itu.
18.20 | 0
komentar | Read More