Statistik

Berwisata Ke LOVINA Yang Indah

Sejumlah wisatawan asing berjemur di hamparan pasir hitam. Sejumlah pasangan turis berjalan santai menyusuri pantai. Santai, seolah menikmati setiap detail keelokan yang tersaji di kawasan Bali utara ini.

Pantai Lovina merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di Bali. Letaknya sangat strategis karena berada di ibu kota pemerintahan Kerajaan Singaraja. Lovina boleh dibilang merupakan duta Singaraja untuk dunia.

Dibutuhkan perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam dari Denpasar untuk mencapai Lovina. Akses jalan melalui kawasan Danau Bedugul bagus beraspal hotmix. Yang perlu diperhatikan adalah kondisi jalanan yang berkelok, menanjak, dan menurun mengitari bukit.

Made Darmawan, teman kami yang menjadi pengusaha setempat, mengatakan, Lovina tak pernah sepi dari turis. Kehadiran turis asing yang dominan dibandingkan turis lokal membuat bisnis pariwisata di Lovina terus menggeliat.

Dominasi turis asing di Lovina bukan cerita baru. Sejarah mencatat, Lovina bisa hidup, terkenal, dan bertahan berkat pelancong dari negeri tetangga. Wisatawan domestik justru hadir belakangan, setelah Lovina mencuri perhatian dunia.

Pemilik Lovina Beach Hotel, Anak Agung Ngurah Sentanu, menceritakan, Lovina lahir dari impian seorang pujangga pada tahun 1950-an bernama Anak Agung Pandji Tisna. Impian itu muncul sepulang sang pujangga dari perjalanan ke sejumlah negara di Eropa dan Asia.

”Saat itu, Pandji berkunjung ke Mumbai, India. Ia melihat sebuah tempat di tepi pantai yang ditata indah untuk bersantai. Tempat itu memiliki kesamaan dengan kawasan pantai di Bali utara, tepatnya di Kabupaten Buleleng,” ujarnya.

Sepulang dari perjalanan tahun 1953, Pandji Tisna membangun sebuah pondok di tepi pantai yang kemudian diberi nama Lovina. Kata Lovina diambil dari kata love dan ina. Ina merupakan kependekan dari kata Indonesia.

Lovina dibangun sebagai penginapan bagi pelancong yang ingin menikmati pesona alam di pantai ”perawan”, belum banyak terjamah manusia. Bahkan karena keperawanan kawasan itu, lumba-lumba pun betah tinggal di lepas Pantai Lovina.

Fasilitas penginapan di Lovina pada awalnya hanya ada tiga kamar tidur dan sebuah restoran. Walau minim, Lovina, yang selanjutnya berpindah tangan dari Pandji Tisna kepada Sentanu pada 1959, tak pernah sepi. Waktu itu, Singaraja masih menjadi ibu kota Kepulauan Sunda Kecil dan Provinsi Bali.



Dalam perjalanannya, Lovina sempat diterpa ”badai”. Mula-mula, Lovina mendapat tanggapan miring dari kalangan pelaku bisnis di Bali. Lovina dianggap mustahil berkembang karena tempatnya terpencil, terlalu jauh dari kawasan Denpasar yang sudah menjadi pusat turis. ”Pantainya biasa, pasirnya juga hitam tidak seperti pantai Kuta yang berpasir putih,” ujar Sentanu.

Seiring waktu, guncangan badai terhadap kawasan Lovina makin hebat. Pada 1960-an, ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Singaraja ke Denpasar. Dampaknya, para pejabat dan pelaku bisnis yang sebelumnya sering menginap di Lovina tak lagi datang.

Satu-satunya napas Lovina adalah kunjungan turis asing. Namun, itu juga tak bertahan lama. Dunia pariwisata internasional kehilangan Lovina ketika Gubernur Bali Ida Bagus Mantera pada 1980 melarang penggunaan nama Lovina. Alasannya, nama itu bukan kosakata bahasa Bali. Nama Lovina pun diganti dengan kawasan wisata Kalibukbuk yang diambil dari nama desa. Ini menjadi klimaks dari derita Lovina.

Seiring terkuburnya nama Lovina dari masyarakat, dunia benar-benar kehilangan Lovina. Lovina akhirnya keluar dari keterpurukan setelah industri pariwisata dunia mulai banyak mempertanyakan.

Nama Lovina pun dipakai lagi. Turis asing kembali berbondong-bondong datang menginap. Pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai di Kuta mempermudah akses wisatawan menjangkau Lovina.

Di kalangan masyarakat Buleleng, Lovina disambut dengan euforia. Banyak desa di sekitar penginapan latah, mengklaim diri masuk kawasan Lovina. Total ada enam desa di Kecamatan Bulelang dan Banjar.

Sebagai mantan Ketua Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran, Sentanu mencatat ratusan hotel dan rumah makan menjamur di sepanjang desa itu. Beragam usaha jasa dan perdagangan pendukung sektor pariwisata, maju pesat sebagai jantung ekonomi penduduk lokal.
21.43 | 0 komentar | Read More

Snack Sehat Saat Wisata Untuk Keluarga

Anak-anak membutuhkan energi untuk bertumbuh dan bergerak sementara “daya tampung” mereka sangat terbatas. Jadi, snack bagi keluarga terutama keluarga muda dengan anak-anak kecil, sangatlah penting. Tentu remaja dan dewasa juga membutuhkan kudapan meski dalam jumlah yang berbeda dengan snack anak. Namun, snack yang dibuat sendiri merupakan pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan kudapan buatan pabrik yang sarat zat aditif, pengawet dan bahan yang tidak natural.












Keripik Kentang Bebas MSG
Pilih kentang tes berukuran besar lalu iris tipis menggunakan food processor atau parutan besar. Rendam dalam air yang telah diberi kapur sirih 1 sendok teh, selama 10 – 20 menit. Goreng garing semua keripik lalu tiriskan minyak. Setelah kentang dingin, tambahkan bumbu sesuai selera. Bagi anak-anak cita rasa keju dapat diperoleh dari keju parmesan, untuk dewasa cita rasa pedas bisa Anda racik dengan mencampurkan bumbu Cajun, sedikit gula, peterseli kering.

Brownies Ubi Ungu
Siapa yang tak suka makan cake potong? Brownies kini bisa dibeli di berbagai gerai yang menjualnya dalam berbagai cita rasa. Untuk lebih disukai anak-anak, cobalah mengganti sebagian dari takaran terigu dengan 100 gram ubi ungu yang telah direbus dan dihaluskan, atau bisa juga menggunakan tepung ubi ungu yang siap pakai. Kurangi sedikit takarang gula agar digantikan oleh rasa manis ubi.

Jeli Buah Segar
Gunakan 1 sachet bubuk konyaku atau 1 umbi Konyaku segar (bisa dibeli di toko yang menjual produk Jepang dan Korea, cara menggunakannya adalah dengan merebus) tambahkan gula secukupnya. Untuk memikat mata tambahkan jus stroberi segar saat konyaku sudah mulai mendidih.

Buah lain yang dapat digunakan sebagai pewarna alami: jambu merah, jeruk mandarin, semangka berdaging merah, kiwi dan masih banyak lagi. Agar vitamin buah tidak terlalu banyak berkurang, tuangkan jus saat konyaku sudah mendidih lalu aduk 1 menit, kemudian angkat. Tuangkan ke dalam loyang berbentu beruang, mobil, bunga dan bentuk-bentuk lain favorit anak.

Popcorn Aneka Rasa
Kudapan favorit berbahan jagung ini tentu mudah dibeli di bioskop atau digerai yang menjualnya dalam kemasan yang siap dimatangkan dengan microwave. Bahan yang digunakan sebagai penyedap seringkali berupa minyak trans fat yang sarat lemak jahat. Tak jarang, popcorn siap pakai juga sarat zat pewarna dan aditif sebagai pengawet. Untuk membuat anak-anak tetap dapat menikmatinya, beli saja biji popcorn siap pakai lalu gunakan minyak jagung untuk mematangkannya.

Sebagai penambah rasa sedap, kreasikan berbagai bahan yang sehat dari dapur, seperti bubuk kakao yang ditambahkan bubuk vanili dan gula halus (jumlahnya sesuai selera), bubuk keju parmesan yang ditambahkan sedikit bubuk bawang putih, cairan karamel yang dibuat sendiri atau coklat leleh beraneka rasa agar anak-anak tidak bosan.
18.32 | 0 komentar | Read More

Wisatawan Yang Takud Berkunjung Ke Indonesia







hubungan diplomatik Indonesia- Jepang sudah terjalin baik selama 55 tahun, ternyata masih ada warga Jepang yang takut ke Indonesia. Misalnya, seorang pengunjung pameran pariwisata internasional JATA Travel Showcase 2013 secara tak langsung mengungkapkan hal itu.

”Papa saya dulu ikut perang di Indonesia, tapi dia enggak ikut nembak-nembak. Dia meninggal di Halmahera (Maluku). Saya pengin ke sana.... Tapi, kira-kira aman enggak ya?” kata seorang pria berusia sekitar 70 tahun, warga negara Jepang, dengan suara terbata-bata, di Paviliun Indonesia, Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang.

Melihat wajahnya yang begitu memelas, Priscilla, dari Adventure Indonesia—biro perjalanan pariwisata yang menawarkan paket perjalanan ke sejumlah daerah di Nusantara—langsung menenangkan hatinya. ”Bapak enggak perlu takut. Kalau memang ingin ke sana, bisa hubungi kami nanti. Cukup urus tiket perjalanan Tokyo-Jakarta pergi-pulang. Untuk ke tempat pemakaman orangtua Bapak, kami bisa bantu mengurusnya. Silakan hubungi kami,” kata Priscilla meyakinkan, dengan bahasa Jepang yang fasih.

Priscilla pun kemudian menjelaskan letak Halmahera di peta dan bagaimana mencapainya dari Jakarta. Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar dan mendapat alamat lengkap Adventure Indonesia, sang kakek yang jalannya sudah lamban itu pun kemudian mencoret-coret kertas yang diterimanya dari Priscilla, mencatat segala sesuatu yang perlu ia ingat, dan berlalu tanpa bersedia menyebutkan nama dan tempat tinggalnya.

”Orang sini (Jepang) sangat menghormati leluhur. Karena itu, meski sudah tua, mereka masih berupaya mencari makam orangtuanya,” kata Priscilla, yang sudah sembilan tahun bermukim di Jepang

Pada pameran pariwisata kali ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi 26 industri pariwisata dan beberapa daerah untuk berpromosi di Tokyo. Selain Adventure Indonesia, ikut pula 23 industri pariwisata yang tergabung dalam Bali Rasa Sayang (yang fokus mempromosikan Bali) serta The Santosa (hotel) Lombok dan Hotel Pangeran Pekan Baru. Adapun delegasi dari daerah, yakni dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Riau, dan DI Yogyakarta.

Siang itu, Paviliun Indonesia yang terdiri atas 18 booth, sekitar 180 meter persegi, diramaikan pengunjung yang sebagian besar warga setempat. Ada yang antre panjang untuk mendapatkan secangkir kecil kopi Indonesia yang dikenal lezat, ada yang memperhatikan cara membatik, ada pula yang sibuk mencari informasi tentang paket perjalanan wisata Indonesia.

Sehari sebelumnya, Paviliun Indonesia juga tak henti-hentinya dikunjungi rombongan mahasiswa dari beberapa institut pariwisata di Negeri Sakura tersebut. Bisa dikatakan, keelokan alam dan keramahan masyarakat Indonesia sudah dikenal masyarakat Jepang. Karena itu, ada semacam ”kewajiban” bagi mereka yang mendalami bidang pariwisata untuk mengetahui Indonesia lebih dalam.

Kurang termanfaatkan

Meski Indonesia relatif mendapat perhatian yang cukup, pameran yang diikuti lebih dari 100 negara dan seribuan industri, serta dikunjungi oleh ratusan ribu orang itu terkesan kurang termanfaatkan secara optimal. Dibanding sejumlah paviliun negara lain, Indonesia bisa dibilang ”tertinggal” dalam berpromosi.
Pihak Bandar Udara Narita, Tokyo, misalnya, pada pameran tersebut membuat permainan yang diminati puluhan ribu pengunjung. Untuk mengikuti permainan itu, pengunjung membayar 1.200 yen atau lebih kurang Rp 100.000 (untuk dewasa) atau 600 yen (anak-anak dan pelajar) untuk masuk ke ruang pameran, rela antre hingga 30 menit untuk mengikuti permainan berhadiah itu.

Permainannya sangat sederhana. Pengunjung diberi semacam tiket penerbangan dan paspor. Kemudian, mereka dipersilakan memilih negara yang dituju dengan cara mengecap ”tiket penerbangan” di paviliun yang sesuai dengan destinasi. Selanjutnya, mereka diwajibkan mengikuti proses pemberangkatan, mulai dari bagian imigrasi hingga pemasangan stempel di paspor.

Ringkasnya, dengan mengikuti permainan tersebut, mereka menjadi tahu apa yang harus dilakukan jika suatu saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Di samping itu, mereka juga secara tidak langsung dipaksa berkunjung ke paviliun peserta pameran. Imbalan atas partisipasi itu, pengunjung diberi hadiah berupa tas kecil untuk peralatan mandi.

Paviliun Australia pun mengadakan permainan serupa. Pengunjung diberi lembaran kertas berisi sejumlah pertanyaan, yang untuk menjawabnya perlu melihat peta Australia yang sudah disediakan di salah satu sisi booth negeri ”Kanguru” tersebut.

Dengan cara itu, peserta menjadi tahu persis di mana saja daerah kunjungan wisata di Australia. Selain itu, mereka juga secara tidak sadar dipaksa mengetahui apa saja yang bisa dilihat di Australia. Sungguh permainan yang ”cerdas”.

”Mereka suka dengan permainan. Orang Jepang umumnya senang mengikuti pameran seperti ini, apalagi kalau ada hadiahnya,” kata Hiromi Kubota.

Jadi, tak perlu heran jika permainan semacam itu diikuti banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Pengamatan Kompas, tempat-tempat yang menyelenggarakan permainan seperti itu sangat ”hidup”. Pengunjung dan peserta pameran berinteraksi dengan baik sehingga muncul semacam kedekatan emosional. Sayangnya, hal ini tidak terlalu terlihat di Paviliun Indonesia.

”Kami sebenarnya berencana untuk membuat photo corner, pengunjung bisa berfoto dengan pakaian khas Betawi. Tapi, anggaran kami sangat terbatas sehingga terpaksa membatalkannya,” kata Hari Wibowo, dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, yang memimpin delegasi DKI Jakarta, menanggapi fakta tersebut.
Hal senada dikemukakan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. ”Anggaran promosi pariwisata luar negeri terbatas. Bahkan, tahun depan menyusut hampir 50 persen.” Demikian penjelasan yang muncul di pameran tersebut dan dibenarkan Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya.
18.14 | 0 komentar | Read More

Jelajah Kota Keraton

Hari terakhir di Yogyakarta, kami pergi ke Kraton Yogyakarta. Kraton Yogyakarta sangat besar, dan masih dihuni oleh Sri Sultan. Sri Sultan yang sekarang adalah generasi ke 10, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X, mempunyai 1 istri dan 5 orang putri, sehingga saat beliau mangkat, tahta akan diteruskan oleh sang adik laki-lakinya. Karena peraturan di kraton yang masih mewajibkan si sultan haruslah pria.



Entrance fee untuk masuk Kraton Yogyakarta adalah 3 ribu rupiah. Jika Anda mau mengambil foto, maka Anda dikenai photo fee sebesar seribu rupiah.
Kraton dibuka dari pk 8 hingga pk 2 siang. Jadwal terbaik untuk pergi ke Kraton Yogyakarta saat ini adalah hari Rabu, Sabtu dan Minggu, dikarenakan pada hari-hari tersebut diselenggarakan tarian Jawa kuno dan musik gamelan.


Di Kraton, Anda bisa melihat berbagai macam pakaian yang dikenakan orang istana Yogyakarta, mulai dari raja, permaisuri, putra-putrinya hingga pegawai dan penjaga istana. Sangat unik. Bahkan mereka membuat semacam patung yang menunjukkan pernikahan putra-putri Kraton.
Di Kraton sendiri, anda akan ditunjukkan 2 hall saat ini, karena hall-hall yang lain ditutup untuk renovasi akibat gempa yang melanda Yogyakarta beberapa waktu silam. Akan ada tour guide yang menceritakan mengenai fungsi dan cerita dari masing-masing hall.


Selesai menjelajahi Kraton, Anda akan disarankan untuk mendatangi sebuah pameran batik. Untuk pergi ke sana, mereka akan menyiapkan becak sebagai kendaraan dengan biaya yang cukup murah, yaitu sekitar 4 ribu rupiah.


Pameran batiknya cukup baik. Saya menyarankan Anda untuk pergi ke sana jika Anda di Yogyakarta dan membeli barang batik di sana. Kualitasnya cukup bagus dan harganya murah. Tapi yang menjadi point saya menyarankan Anda adalah pemjual tidak memaksa setiap pengunjung untuk membeli.
Harganya sudah merupakan harga pas, tapi kita masih bisa nego hingga berkurang 10% jika batik yang kita beli harganya diatas 700 ribu.

x

19.07 | 0 komentar | Read More

Pulau Pahawang








Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, layak dijadikan daerah tujuan wisata.

"Pulau ini sudah memenuhi beberapa persyaratan sebagai obyek wisata, namun masih perlu perbaikan sarananya," kata Widayanti Bandia, Tim Monitoring Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf di Pesawaran.


Menurut Widayanti, keindahaan alam baik pantai, bawah laut serta alam pegunungan di pulau itu sangat menunjang sebagai daerah tujuan wisata. "Konsep di pulau ini kalau saya nilai memiliki kesamaan dengan Kepulauan Derawan yang mengedepankan kawasan perumahan masyarakat serta keindahan alamnya," ujarnya.

Apabila hal tersebut dapat terus dipertahankan, lanjut Widayanti, pasti ke depan masyarakat Lampung tidak perlu pergi ke Bunaken untuk melihat alam bawah laut karena di daerah itu masih tersimpan pesona wisata yang potensial.

"Sayang kunjungan hanya satu hari, andai lebih lama pasti ingin lebih jelas melihat terumbu karang dan ikan di dasar laut," katanya.

Meski hanya melihat dari perahu motor, Widayanti meyakini pesona bawah laut di Pulau Pahawang tidak kalah dengan pusat wisata laut di Indonesia. "Saya yakin, Pahawang sangat layak untuk dijadikan salah satu daerah tujuan wisata sehingga dapat menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," ujarnya.

Hanya saja, masyarakat setempat harus siap dan mulai berbenah agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang berkunjung ke pulau itu. "Masyarakat harus lebih sadar wisata sehingga tidak kesulitan apabila sudah semakin banyak pengunjung yang datang ke Pahawang," katanya.

Widayanti menyebutkan, dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan maka yang harus dipersiapkan adalah oleh-oleh khas daerah itu sehingga wisatawan dapat menunjukkan bukti bahwa Pahawang memang layak jadi pusat wisata.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam APBN Perubahan 2013 menganggarkan dana pendampingan guna mendukung pengembangan sarana wisata di seluruh Indonesia. "Salah satu daerah yang akan memperoleh adalah Pahawang. Jadi kami berharap ke depan dapat lebih memaksimalkan pengembangan daerah wisata ini," ucapnya.

Kepala Desa Pulau Pahawang, Kamaludin menyebutkan, pihaknya masih rutin mengikuti kegiatan pelatihan pengembangan ekonomi kreatif. "Beberapa warga saat ini masih ada yang mengikuti pelatihan pembuatan hasil kerajinan tangan sebagai cendera mata," katanya.

Kamaludin menjelaskan bahwa kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Pahawang sudah terbentuk sehingga diharapkan ke depan pengembangan sektor wisata dapat berjalan sesuai harapan bersama.
19.14 | 0 komentar | Read More

Wisata Kuliner Makanan Yang Bahaya Namun Enak

Makan adalah kebutuhan setiap manusia. Di masa yang makin maju, makan tidak sekedar mengenyangkan perut, harus ada sensasi lezat yang memanjakan lidah. Makanan enak selalu jadi pilihan utama, mau harganya mahal, pakai pengawet atau sangat pedas, yang penting enak.

Hal inilah yang membuat banyak kalangan berlomba-lomba menciptakan makanan paling enak di dunia. Tidak hanya soal makanan jadi saja, banyak bahan makanan alami yang unik, aneh bahkan membuat sakit kepala, namun tetap saja dimakan. Sekali lagi, yang penting rasanya enak.

Jika Anda suka makan, mari kami ajak 'berkeliling dunia' untuk menemukan sensasi makanan-makanan unik. Sebenarnya beberapa makanan ini berbahaya bahkan bisa membuat seseorang  meninggal. Namun, keinginan menikmati makanan enak bisa membuat banyak orang berani mengambil risiko.

Mayoritas orang Indonesia suka makanan pedas, makan tidak lengkap tanpa sambal, camilan lebih enak kalau level pedasnya 10, benar kan? Sekali waktu, Anda bisa liburan ke Karibia. Di sana, Anda akan menemukan cabai paling pedas di dunia, namanya Naga Bhut Jolokia atau the Ghost Pepper atau Cabai Hantu
Karena banyak orang terobsesi dengan makanan pedas, pada tahun 1912, seorang pria bernama Wilbur Scoville mengembangkan skala Scoville. Skala tersebut dapat mengukur tingkat pedas. Untuk makanan terpedas di dunia, rekor masih dipegang oleh cabai rawit bernama Trinidad Moruga Scorpion.
Makanan pedas tentu berbahaya bagi Anda yang memiliki pencernaan sensitif. Bahkan, terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas bisa mengakibatkan pendarahan lambung atau usus.


Ikan laut adalah makanan kesukaan banyak orang. Lihat saja rumah makan seafood selalu laris manis. Namun hati-hati, tidak semua ikan laut bisa dimakan karena mengandung racun. Salah satu ikan yang rasanya enak namun beracun adalah ikan fugu.
Ikan fugu atau ikan kembung adalah ikan unik, dia bisa menggembungkan tubuhnya seperti balon jika merasa terancam. Di Jepang, ikan ini terkenal sangat enak, sering dibuat jadi sushi. Namun ikan fugu memiliki racun yang bisa membunuh seseorang. Ikan ini dilarang beredar di Eropa dan di Jepang sejak tahun 1984.
Bagian paling beracun dari ikan fugu adalah hatinya. Chef harus sangat berhati-hati memasak ikan ini. Salah sedikit saja, orang yang memakannya bisa meninggal karena kena racun. Ikan fugu masih banyak disajikan dengan irisan daging tipis yang disusun mirip kelopak bunga.


Kalau yang satu ini Anda pasti sudah akrab, ya ya.. durian yang kata orang Indonesia sebagai buah paling enak di dunia. Daging durian yang lembut dan manis bisa memanjakan lidah Anda. Walaupun baunya cukup menyengat, durian tetap jadi buah paling disukai, padahal harganya tidak bisa dibilang murah.
Namun tahukah Anda, bagi sebagian orang di luar negeri, terutama bule, mereka heran mengapa orang Indonesia dan beberapa negara di Asia sangat suka durian. Bagi mereka, aroma durian yang bau bisa membuat pusing, bahkan muntah. Buah ini dianggap berbahaya karena bisa menyebabkan rasa tidak enak badan akibat baunya.



18.35 | 4 komentar | Read More

Kota Wisata yang Di Landa Debu Vulkanik

Sejumlah desa di sekitar kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tertutup debu vulkanik. Kelima desa tersebut adalah Desa Sukanalu, Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, dan Kuta Gugung.  
”Beberapa desa yang berada pas di kaki gunung sudah tertutup debu dari tadi malam. Debunya tebal, sampai sesak nafas dibuatnya,” cerita warga setempat.
 


Bahkan, debu vulkanik tersebut juga menutupi beberapa ruas jalan di Kota Berastagi, yang berjarak sekira 30 kilometer dari Gunung Sinabung. Kota Berastagi sendiri berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
 
Sementara itu, ribuan warga dari belasan desa di sekitar gunung berketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut itu terpaksa mengungsi. Mereka menyelamatakan diri dan beberapa harta benda ke Kota Kabanjahe, Ibukota Kabupaten Karo, dengan menaiki sepeda motor dan kendaraan apa adanya.
 
Ribuan pengungsi ini berasal dari Desa Bekerah, Naman, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Sukanalu, Simacem, Berastepu, Sukadebi, Kuta Tonggal, Sukatepu, Kuta Tengah, Gambir, Deskati, Gung Pinto, Kuta Belin, dan beberapa desa lainnya. Jumlahnya diperkirakan mencapai 2.000 orang.
 
Sebelumnya, Gunung Sinabung sudah mengeluarkan asap tebal sejak Jumat 27 Agustus malam. Namun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan pemerintah mengatakan bahwa aktivitas gunung berapi tipe B tersebut tidak berbahaya.
18.43 | 0 komentar | Read More