Sebagai langkah nyata untuk mempromosikan fashion Indonesia ini, sejak tahun lalu JFW memiliki program baru yaitu Buyer's Room dan Fashion Forward.
"Melalui Buyer's Room kami mengundang para buyerdari department store terkemuka untuk melihat dan mungkin membeli koleksi desainer lokal. Selain itu dengan program Fashion Forward kami mendidik desaner lokal untuk bervisi global," jelas Diaz Parzada, Direktur Kreatif JFW, saat konferensi pers JFW di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Usaha ini nampakya cukup berhasil. Tahun lalu, salah satu brand lokal binaan Fashion Forward yaitu Major Minor berhasil menarik perhatian toko online mewah Harvey Nichols di Inggris. Sampai saat ini, koleksi Major Minor banyak diburu perempuan Inggris.
Menyusul keberhasilan ini, JFW pun makin giat mempromosikan fashion Indonesia. "Maka di tahun ini kami berniat 'menjemput bola'. Kami tidak cuma menunggu buyer luar negeri datang, tapi juga mengupayakan berbagai cara untuk memasukkan desainer Indonesia ke dalam fashion week internasional," katanya bangga.
Diaz menambahkan bahwa upaya JFW tahun ini untuk memboyong desainer Indonesia ke panggung fashion internasional sudah menampakkan hasil. Saat ini empat desainer Indonesia sudah dijadwalkan mengikuti ajang Paris Fashion Week (PFW) mendatang. Tiga desainer akan mengikuti ajang trade show atau pameran dagang di PFW, sedangkan satu desainer lainnya akan menampilkan koleksinya dalam sebuah fashion show.
Siapakah sang desainer yang dimaksud? Apakah Tex Saverio, satu di antara 12 desainer muda yang disertakan dalam program Fashion Forward tahun ini, selain Jenahara, dan Toton Januar? Sayang, Diaz masih enggan mengungkap nama-nama desainer hebat ini.
"Sedikit bocoran, desainer yang akan show ini adalah desainer yang memiliki style busana high value. Artinya busana yang dibuatnya sangat detail, elegan, handmade, dan pengerjaannya cenderung rumit," kilahnya.
0 komentar:
Posting Komentar