skip to main |
skip to sidebar
Kegiatan wisata malam hari di wilayah Kota Yogyakarta sampai saat ini dinilai masih kurang dan perlu ditambah agar wisatawan merasa betah menginap di kota ini.
"Dengan kegiatan wisata malam hari di Kota Yogyakarta diharapkan lama tinggal wisatawan akan bertambah," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta, Widi Utaminingsih, di Yogyakarta.Menurut dia, rata-rata lama tinggal wisatawan di daerah ini masih di bawah tiga hari, sehingga berakibat pada rendahnya jumlah uang yang dikeluarkan wisatawan saat menginap di daerah ini."Upaya Untuk menggenjot lama tinggal wisatawan perlu ada kegiatan malam hari yang harus dilakukan sehingga geliat pariwisata di kota ini malam hari makin meningkat," kata Widi.Menurut Widi, kegiatan wisata malam hari itu memang sudah menjadi wacana lama namun implementasi di lapangan termasuk koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan pariwisata di daerah ini masih kurang."Pemerintah setempat memang harus secepatnya mengantisipasi kurangnya jumlah kegiatan wisata malam hari sehingga bisa berdampak positif bagi pariwisata setempat," katanya.Sementara itu, wisatawan asal Bali, Komang Saputra mengatakan pada malam hari dirinya merasa kesulitan mencari kegiatan wisata malam termasuk tempat bersantai bagi wisatawan yang menginap di kota ini."Saya kesulitan mencari tempat untuk bisa kongkow-kongkow, misalnya kafe terutama di Kota Yogyakarta bagian selatan. Jadi, selama di kota ini saya hanya berdiam di hotel saja pada malam hari," katanya.Padahal, lanjut Komang, wisatawan ingin menikmati suasana malam hari di Kota Yogyakarta. Namun,karena tidak ada tempat untuk santai maka mereka terpaksa hanya berdiam di hotel tempat menginap."Sebenarnya, sangat sayang jika Yogyakarta sebagai destinasi wisata tidak banyak tempat atau fasilitas untuk santai bagi wisatawan pada malam hari. Wisatawan hanya bengong saja di hotel karena tidak tahu harus ke mana untuk mencari hiburan terutama wisatawan yang baru pertama kali menginap di Yogyakarta," kata Komang
Festival Tana Toraja yang dijadwalkan berlangsung 22-24 Agustus 2013 direncanakan digabung dengan program "Lovely December"."Atas pertimbangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bahwa Festival Tana Toraja waktunya hampir berdekatan dengan Lovely December, maka untuk efisiensi akan digabungkan saja," kata Kepala Disbudpar Sulsel, H Jufri Rahman di Makassar, Sabtu (17/8/2013).Menurut Jufri, pengunduran Festival Tana Toraja itu justru akan lebih mematangkan agenda yang akan diisi dengan sajian aneka musik dan tari tradisional, termasuk kuliner dan seminar tentang kebudayaan.Dia mengatakan, sasarn utama Festival Tana Toraja adalah wisatawan mancanegara, sedangkan Lovely December adalah warga Tana Toraja di perantauan, termasuk yang berada di luar negeri untuk kembali ke kampung halamannya merayakan Natal bersama dengan sanak-famili di Tana Toraja."Dengan demikian, penyatuan dua agenda tersebut akan lebih meriah dan persiapannya lebih matang," katanya.Jufri memaparkan, penundaan Festival Tana Toraja tidak akan menyurutkan wisman ke Sulsel. Sementara yang sudah terlanjur menjadwalkan hadir pada pekan ketiga Agustus 2013 di Tana Toraja, tentu tidak perlu kecewa.Alasannya, karena daerah yang menjadi ikon pariwisata Sulsel itu selalu memiliki agenda tradisi budaya dan sejumlah objek wisata yang menarik dikunjungi."Dengan adanya dua kegiatan yang disatukan ini, diharapkan jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara akan lebih banyak dibandingkan pada kegiatan serupa tahun lalu," kata Jufri.
Mari bertandang ke rumah yang dulu dihuni saudagar batik Poesposoemarto yang dibangun tahun 1938. Rumah itu kini menjelma sebagai Roemahkoe Heritage Hotel milik Nina Akbar Tandjung. Jangan lupa mencicipi jangan bening alias sayur bening. Atau menikmati lodoh pindang yang mantap. Dan, yuk dolanan dakon, main congklak dengan sembilan ceruk yang masing-masing berisi sembilan kecik atau biji buah.Menu dan permainan tradisional itu disajikan selaras dengan atmosfer Jawa yang melingkupi Roemahkoe yang dibuka tahun 2001. Rumah bersejarah itu terletak di Jalan Dr Rajiman, yang membelah kawasan Laweyan. Nina mempertahankan otentisitas bangunan dengan penyesuaian seperlunya di sana-sini tanpa mengurangi nuansa sebagai rumah jawa. Bahkan, sebagian perabotnya masih orisinal.Salah satu perabot itu adalah amben atau balai-balai dari kayu jati. Dalam rumah pengusaha batik, amben lazim digunakan untuk menggelar kain batik. Nina punya cerita lain yang ia dengar dari cucu Poesposoemarto.
”Dulu kalau mereka ngitung duit, ya di amben itu. Duitnya dijejer-jejer banyak sekali,” kata Nina menggambarkan hasil kerja keras saudagar batik.Cerita Nina tentang Roemahkoe dan rumah-rumah di Laweyan pada umumnya terdengar seperti dongeng kekayaan para saudagar batik. Untuk menyimpan berlian, misalnya, mereka membuat tempat rahasia di bawah ubin di salah satu senthong alias kamar.
Bahkan, masih menurut cerita yang dihimpun Nina dari keluarga saudagar batik Laweyan, mereka menyimpan berlian di dalam kaleng yang kemudian ditutup dengan malam atau lilin untuk membatik. Itu demi alasan keamanan. ”Kaleng isi berlian itu dimasukkan ke sumur di dalam rumah. Kalau mau mengambil, mereka menggunakan jangkar,” tutur Nina.Ndalem TjokrosoemartanKita beralih ke Ndalem Tjokrosoemartan milik saudagar batik Tjokrosoemarto yang dibangun tahun 1915. Letaknya di sebelah barat Roemahkoe. Ndalem Barat dalam bahasa Jawa berarti ’rumah’. Rumah tersebut kini menjadi Sasana Pawiwahan atau gedung pertemuan. Orang bisa menyewa untuk menghelat acara perkawinan atau perhelatan lain.
Ndalem Tjokrosoemartan dengan luas tanah sekitar 5.000 meter persegi sudah menjelaskan sendiri tentang tingkat sosial- ekonomi pemiliknya. Tjokrosoemarto adalah salah seorang saudagar Laweyan yang mengekspor produk ke luar negeri pada era awal 1900-an. Bukan hanya batik yang diekspor ke Eropa, melainkan juga hasil bumi dan kerajinan.”Eyang Tjokrosoemarto kalau mengekspor bisa sampai 50 gerbong kereta api. Barang diekspor lewat pelabuhan di Semarang atau Cirebon,” kata Purnomo Warasto (39), buyut dari Tjokrosoemarto yang juga merupakan Bendahara Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL).Akses Tjokrosoemarto sebagai pedagang pribumi untuk bisa mengekspor ketika itu dibuka berkat upaya Haji Samanhoedi, saudagar Laweyan yang mendirikan Sarekat Dagang Islam.Dituturkan oleh Purnomo, hasil dari usaha Tjokrosoemarto sebagian disumbangkan bagi perjuangan tokoh-tokoh kemerdekaan republik ini, termasuk Bung Karno, Bung Hatta, dan Jenderal Gatot Subroto. Di Ndalem Tjokrosoemartan kita bisa melihat foto-foto Bung Karno saat berkunjung ke rumah Tjokrosoemarto.
”Bantuan untuk perjuangan itu bentuknya berupa perhiasan yang dikumpulkan ke dalam kaleng roti. Bantuan juga dikumpulkan dari para pedagang batik Laweyan lainnya,” kata Purnomo.
AUSTRALIA Utara menawarkan beragam destinasi wisata, mulai dari alam, budaya, hingga flora dan fauna. Salah satunya Taman Nasional Litchfield. Hutannya yang rindang, beberapa air terjun yang spektakuler, kolam rendam yang berkilau, dan istana rayap yang menjulang tinggi menjadi tujuan wisata yang semakin populer. Taman nasional ini dapat ditempuh dengan berkendara selama dua jam dari pusat Kota Darwin.Semua obyek wisata alam yang utama, seperti Buley Rockhole dan Air Terjun Florence, Air Terjun Tolmer, dan Air Terjun Wangi yang fantastis, dapat diakses dengan mudah dari jalan utama Litchfield. Sejumlah wisatawan sangat menikmati berenang dan bermain di air yang jernih kehijauan di bawah air terjun yang dikitari tetumbuhan.Rute utama menuju Taman Nasional Litchfield adalah jalan raya beraspal Stuart Highway, melalui Batchelor, kota kecil yang menjadi gerbang ke taman nasional. Dalam Familiarisation Trip Darwin bersama AirAsia pada 8-12 Juli lalu, kami tujuh wartawan dari Indonesia melihat langsung keindahan air terjun di sana.Pertama, Air Terjun Tolmer yang bergemuruh melewati dua tebing yang terjal. Dalam perjalanan menuju ke Air Terjun Tolmer ada pemandangan indah lembah-lembah yang terbentang dengan bentang alam menakjubkan. Selain itu, kami juga mengikuti jalur jalan kaki melintasi batu pasir berwarna coklat kemerahan. Di bawah air terjun terlihat air bening kehijauan.Dari Air Terjun Tolmer, kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Wangi, air terjun paling besar dan paling mudah diakses di Litchfield. Banyak wisatawan yang berenang di kolam rendam sedalam sekitar 3 meter ini.Suara tawa pecah tatkala sekelompok wisatawan perang ciprat-cipratan air, layaknya anak-anak bermain. Bahkan, satu di antaranya ada yang tubuhnya diangkat beramai-ramai membentuk formasi. Saat ada yang terjatuh, tawa pun kembali menggema.Beberapa wisatawan yang pemberani naik ke tebing terjal lalu bergantian meloncat ke bawah sambil bersalto atau jungkir balik di udara. Sebagian melompat begitu saja dari ketinggian 4-5 meter. Mereka sangat menikmati kesegaran air di kolam rendam. Sebagian lagi pengunjung menikmati guyuran air di bawah air terjun.Di sekitar air terjun kami melintasi rimbunan pepohonan. Kawanan kelelawar buah ukuran besar (di Jawa disebut kalong) bergelantungan di pohon, tertidur lelap. Kami ke anjungan, tempat yang pas untuk mengambil gambar keindahan air terjun dan hiruk-pikuk wisatawan.Di Kompleks Air Terjun Wangi, pengunjung tidak saja bisa melihat keindahan alam, tetapi juga bisa menikmati burger dan cake di kafe yang tersedia. Harganya 6 dollar sampai 13 dollar Australia. Semilir angin dan rasa haus serta lapar membuat makanan itu terasa begitu nikmat.
Satu air terjun lagi yang tak kalah indahnya adalah Air Terjun Florence. Kesannya seperti melihat air terjun kembar. Sejumlah wisatawan di kawasan ini berenang di bawah dua arus pancuran dan mengapung di air. Mereka berenang dalam kolam-kolam air sebening kristal di dasar Air Terjun Florence, tetapi jumlahnya tidak sebanyak di Air Terjun Wangi. Sebagian lagi menjelajahi padang semak melintasi hutan hujan Monsun menuju Walker Creek di sekitar air terjun. Di jalur jalan kaki sejauh 1,5 kilometer menuju Buley Rockhole ini ada serangkaian spa alam dan kolam rendam yang dikitari padang semak nan sunyi.Danau bekas tambang uraniumSelain air terjun, di Australia juga banyak danau. Salah satu danau tergolong unik karena terbentuk di bekas tambang uranium, yang diberi nama Danau Rum Jungle. Danau ini terletak di Australia Utara, sekitar 65 kilometer arah barat daya Darwin. Posisi danau ini sebelum pintu masuk Taman Nasional Litchfield.Secara fisik, danau ini tidak menarik, tetapi secara historis memiliki nilai tersendiri. Menurut pemandu tur kami, Anne Korry, Danau Rum Jungle pada tahun 1950-an sangat populer. Tempat yang sekarang menjadi danau ini dulunya merupakan lokasi penambangan uranium yang dibuka pada tahun 1949. Saat itu, Rum Jungle menjadi lokasi penambangan terbesar di Australia.Pada 1971, kontraktor penambangan dan pemerintah tidak menyadari terjadinya pergeseran siklus Muson. Ketika itu terjadi hujan lebat selama berhari-hari. Lokasi penambangan yang dekat dengan Sungai Finnis itu terendam air, banjir. Alat-alat pengeruk bahan tambang dan sejumlah kendaraan tak dapat diselamatkan.Situs uranium yang masih menganga setelah dikeruk dan belum sempat diambil kandungannya terendam dan larut di air. Badan Energi dan Atom Australia dan kontraktor yang menggarap pertambangan menolak merehabilitasi lingkungan.Upaya menetralkan kandungan radioaktif baru dilakukan pada 1977, setelah adanya penyebaran radiasi di Sungai Finnis dan dinyatakan sebagai bencana polusi terbesar di Australia. Upaya pembersihan bahan radioaktif belum selesai seluruhnya.Sejumlah penelitian secara periodik menyebutkan masih ada kandungan Gamma di air Danau Rum Jungle. Rum Jungle populer sebagai satu-satunya perairan di Darwin yang tidak menjadi sarang bermukimnya buaya.
Ulos bisa dibeli di sejumlah toko khusus perlengkapan adat di Kota Medan. Namun kain tenun tradisional yang melambangkan pemberian pihak hula-hula kepada boru dalam filosofi hidup masyarakat Batak Toba itu seakan menemukan keasliannya di Pulau Samosir.Di banyak gerai yang menjual aneka produk kerajinan tangan khas Batak Toba di Tomok, desa wisata dimana dermaga kapal-kapal penumpang dan feri Tao Toba I dan II yang menghubungkan Kota Parapat - Pulau Samosir itu berada, para pengunjung dapat menemukan ulos dengan beragam motif, mutu, dan harga.Yola Samosir, penjual cenderamata yang menempati salah satu dari sedikitnya seratus gerai yang ada di Tomok, mengatakan harga ulos sangat bergantung pada mutu benang dan kehalusan buatannya sehingga ada yang dijual dengan harga tiga jutaan rupiah per helai."Ragi Idup misalnya merupakan ulos bernilai tinggi. Tapi di sini yang saya jual biasanya Ulos Sadun dengan harga antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Banyak turis asing dan pelancong dari Jakarta yang membeli ulos-ulos di tempat saya," katanya.Dalam sejarah keberadaannya, kain tenun yang para pembuatnya masih dapat ditemukan di daerah Buhit, Pulau Samosir, ini memiliki nama, fungsi, nilai dan waktu pemakaian yang berbeda-beda.
Menurut MA Marbun dan IMT Hutapea, penulis buku "Kamus Budaya Batak Toba" (1987), setidaknya ada 24 nama ulos dengan nilai, fungsi dan pemakaian yang tidak seragam.Di antara nama-nama ulos tersebut adalah Pinunsaan (Runjatmarisi), Ragi Idup, Ragi Hotang, Ragi Pakko, Ragi Uluan, Ragi Angkola, Sibolang Pamontari, Sitolu Tuho Nagok, Sitolu Tuho Bolean, Suri-suri Na Gok, Sirara, dan Bintang Maratur Punsa.Seterusnya Ragi Huting, Suri-Suri Parompa, Sitolu Tuho Najempek, Bintang Maratur, Ranta-ranta, Sadun Toba, Simarpusoran, Mangiring, Ulutorus Salendang, Sibolang Resta Salendang, Ulos Pinarsisi, dan Ulos Tutur Pinggir.Di antara kain tenun bernilai tertinggi bagi masyarakat Batak Toba dan dikenakan dalam pesta-pesta riang gembira itu adalah Ulos Ragi Idup.Berbeda dengan waktu pemakaian kain tenun yang juga disebut Ragi Idup ini, Marbun dan Hutapea mencatat dua jenis ulos yang umumnya dikenakan masyarakat Batak Toba dalam apa yang diistilahkan mereka "pesta duka" seperti saat dimana ada sanak keluarga yang meninggal adalah ulos Sibolang Pamontari dan Sirara.Terlepas dari pakem tradisi masyarakat Batak Toba itu, para generasi mudanya kini menggunakan motif ulos yang umumnya berlatar belakang warna asli putih, merah dan hitam itu dalam produk-produk seperti blazer (baju jas), tas dan sandal."Ulos tidak lagi hanya dipakai saat kami menghadiri pesta pernikahan dan acara duka. Kini motif ulos juga dipakai untuk tas, sandal dan baju jas. Setahu saya, nggak ada larangan dari ketua adat untuk ini," kata Boy Samosir.
"Penggunaan motif ulos untuk nonproduk kain tenun tersebut dimaksudkan untuk semakin memopulerkan ulos di masyarakat," kata pemuda Batak berusia 22 tahun yang bekerja di resor wisata Tuktuk bernama Samosir Villa’s ini.Boy mengatakan beragam ulos di Pulau Samosir itu dibuat banyak perajin di daerah seperti Simanindo yang berjarak sekitar 29 kilometer dari resor wisata tempatnya bekerja. "Mereka itu memang khusus bekerja membuat ulos untuk dijual ke Tomok dan luar daerah seperti Medan," katanya.
Jika sebagian besar candi dibangun sebagai tempat pemujaan atau pun makam maka Candi Pawon memiliki fungsi yang lain yaitu sebagai tempat penyimpanan senjata. Senjata tersebut dikenal dengan nama vajranala, yaitu senjata Raja Indra dalam mitologi India yang konon bentuknya serupa halilintar.Candi Pawon yang keberadaannya disebut-sebut di dalam prasasti Karang Tengah (824 M) berlokasi di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Pawon yang kokoh disebut-sebut sebagai bagian dari Candi Borobudur sebab reliefnya dipercaya sebagai permulaan relief Candi Borobudur.Perihal nama candi ini terdapat banyak penafsiran menyangkut asal-usulnya. JG de Casparis, menafsirkan nama Pawon berasal dari bahasa Jawa, yaitu 'awu' yang berarti abu. Kata tersebut kemudian mendapat awalan 'pa' dan akhiran 'an' yang menunjuk pada suatu tempat, yaitu perabuan.Sementara itu, dalam bahasa Jawa percakapan, kata 'pawon' mempunyai arti dapur. Candi Pawon juga memiliki nama lain, yaitu Candi Bajranalan, nama tersebut diduga berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu 'vajra' yang berarti halilintar dan kata 'anala' yang artinya api.Bangunan suci Buddha ini berjarak tepat 1.750 meter dari Candi Borobudur yang super megah itu dan 1.150 m dari Candi Mendut. Lokasinya berada tepat di antara kedua candi itu.Kemiripan motif pahatan atau relief pada ketiga candi tersebut dan letaknya yang berada pada satu poros garis lurus menjadi dasar asumsi bahwa jelas ada keterkaitan yang kuat di antara ketiganya.Poerbatjaraka berpendapat bahwa Candi Pawon merupakan upa angga (bagian dari) Candi Borobudur. Penelitian secara lengkap pada reliefnya menunjukkan bahwa relief pada Candi Pawon merupakan permulaan relief dari Candi Borobudur.Berbahan batu gunung api, Candi Pawon merupakan monumen Buddha yang dibangun dengan menggabungkan seni arsitektur Hindu Jawa kuno dan India. Candi yang pernah dipugar tahun 1903 dan selesai pada 1904 ini memiliki fitur teras dan tangga yang terbilang lebar.Anda akan disuguhi beragam hiasan stupa dengan relief pada dinding bagian luarnya berupa pohon hayati (kalpataru) yang diapit dengan pundi-pundi dan kinara-kinari. Kinari adalah sebentuk makhluk setengah manusia setengah burung dimana ia berkepala manusia tapi berbadan burung.TransportasiMengingat Candi Pawon berada tak jauh dari Candi Borobudur, Anda dapat menjadikannya sebagai satu paket wisata bersama-sama dengan Candi Borobudur yang megah dan memesona itu.Berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Yogyakarta, cara termudah untuk sampai ke sana adalah dengan bergabung dengan tur atau menyewa mobil atau motor. Beberapa hotel atau penginapan di Yogyakarta menyediakan jasa sewa tersebut. Anda juga bisa mengambil tur sehari dari Wonosobo ke Borobudur dengan kendaraan wisata yang berasal dari Semarang atau Yogyakarta.Jalur menuju Borobudur, Mendut, dan Pawon sudah terbilang memadai dan mudah diakses. Perjalanan pun akan ditemani udara sejuk dan segar Kota Magelang yang dihiasi pepohonan rindang sepanjang jalan.
Pernah alami ini? Saat datang ke hotel yang kita pesan, ternyata hotel tersebut tidak sebagus foto-foto yang terpampang di website. Atau, sudah bayar mahal dan membawa anak, tetapi ternyata hotel yang dipesan tidak memiliki area bermain maupun kolam renang. Pertimbangan memilih hotel sebagai tempat tinggal selama liburan bagi tiap orang memang berbeda-beda. Sebagian orang menganggap hotel selama liburan bukanlah hal utama karena hotel dipandang hanya sebagai tempat untuk tidur dan mandi saja. Namun sebagian orang yang lain justru menganggap hotel adalah rumah kedua, tempat istirahat, makan enak, dan dilayani staf hotel. Jika membawa anak, hotel menjadi tempat bermain bersama anak. Faktor terpenting dalam memilih hotel adalah sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk kepentingan bisnis pilihlah hotel yang memang memiliki fasilitas penunjang kerja misalnyabusiness centre yang lengkap seperti mesin faks, telepon, jaringan internet, komputer, dan sebagainya. Untuk liburan, sesuaikan dengan selera liburan yang sudah dipersiapkan. Berikut beberapa hal yang dipertimbangkan saat memilih hotel untuk liburan. Harga. Carilah hotel dengan harga sesuai budget Anda. Jangan sampai mengeluarkan uang untuk liburan di luar kemampuan. Budget untuk hotel terkait strategi budget saat liburan. Misalnya, bisa saja lebih menekan bujet untuk biaya hotel karena ingin lebih menggunakan uang untuk wisata kuliner dan belanja atau untuk transportasi.Lokasi. Pastikan Anda mendapatkan gambaran lokasi hotel. Apakah jauh dari pusat kota? Apakah dekat dengan area turis yang ingin Anda kunjungi? Bagaimana transportasi menuju ke hotel, sulit atau banyak pilihan? Penting juga dipastikan bahwa kawasan tersebut bukan kawasan yang dekat wilayah hitam misalnya kumuh, dunia malam, atau membahayakan keselamatan jiwa. Cari tahu fasilitas di sekitar hotel. Apakah banyak tempat makan agar mudah membeli makan dan minum? Apalagi kalau membawa anak-anak, apakah ada toko obat dan supermarket?Fasilitas. Cari tahu sedetail mungkin fasilitas yang tersedia dan pilih sesuai kebutuhan. Utamanya adalah fasilitas kamar, misalnya pakai air conditioner atau kipas angin, ada air panas untuk mandi atau tidak, ada jendela atau tidak. Apalagi kalau Anda punya kebutuhan tertentu, misalnya terbiasa mandi dengan air hangat, cari tahu fasilitas air hangat di kamar mandi. Untuk guesthouse atau hostel pastikan posisi kamar yang kita pesan ada di lantai berapa. Serta apakah tersedia lift atau tangga.Selain kamar, fasilitas hotel misalnya apakah menerima laundry atau jasa pencucian baju. Kalau ada, berapa biayanya. Bila berniat banyak meluangkan waktu di hotel, fasilitas spa, pusat kebugaran, area bermain untuk anak-anak, kolam renang, kafe dan restoran juga patut dipertimbangkan.Kesaksian. Jangan malas baca review atau tinjauan dari para tamu hotel di situs-situs jasa pemesanan hotel. Umumnya, tamu yang pernah menginap akan menceritakan secara detail kelebihan dan kekurangan hotel tersebut mulai dari pelayanan, fasilitas, sampai lokasi.Rekomendasi. Tanya ke kerabat atau teman yang sudah pernah ke negara atau daerah yang ingin dikunjungi. Minta pendapat dan pengalaman mereka selama memilih hotel di daerah tersebut. Maupun pendapat mereka mengenai hotel tempat mereka pernah menginap